Kalo kamu pernah main ke Kampoeng Cyber, Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton, Yogyakarta, ada satu nama jalan yang cukup mencolok. Di plang penanda jalan tertera tulisan "Zuckerberg", mengacu pada pendiri Facebook, Mark Zuckerberg.
Pria asal Negeri Paman Sam ini memang pernah berkunjung ke Kampoeng Cyber -sebelumnya dikenal sebagai Kampung Tamanan- pada bulan Oktober 2014 lalu.
Peristiwa kunjungan Zuckerberg kini diabadikan sebagai nama jalan yang dilaluinya ketika itu.
"Dulu, Mark jalan di sepanjang jalan itu. Dia ngobrol di dekat pos ronda," ujar Antonius Sasongko, penggagas Kampoeng Cyber, mengingat kejadian tersebut, ketika dihubungi KompasTekno, Minggu (10/9/2017).
"Mark datang begitu saja, spontan," lanjut pria yang sering disapa Koko ini.
Zuckerberg datang mendadak tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Rupanya doi dengar kabar soal Kampoeng Cyber yang warganya giat memanfaatkan internet untuk membantu kegiatan sehari-hari, lalu merasa penasaran.
Sebuah kunjungan ke Kampoeng Cyber pun disiapkan di sela-sela kegiatan Zuckerberg di Indonesia pada 2014 lalu.
Saking tiba-tibanya kunjungan Zuckerberg, beberapa warga sempat nyangka dia adalah salah satu turis bule yang memang sering wira-wiri di sana. Hihihi.
Setelah ngobrol sekitar satu jam dengan warga soal penggunaan internet di Kampoeng Cyber, Zuckerberg pun melanjutkan perjalanan ke Jakarta.
Belakangan, bersama dengan perayaan 17 Agustus tahun ini, warga berinisiatif menamai jalan yang dilalui sang pendiri Facebook sebagai "Zuckerberg Street".
Tokoh lain yang ikut diabadikan sebagai nama jalan adalah Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara yang beberapa kali berkunjung ke Kampoeng Cyber.
Terakhir, dia mampir pada Sabtu (9/9/2017) kemarin.
"Kalau Pak Rudi sudah tiga kali ke sini. Beliau selalu lewat jalan yang sama. Di sana ada rumah warga yang pekarangannya cukup luas. Pak Rudi senang duduk di situ," jelas Koko.
Maka, jalan yang dilalui Rudiantara itu pun diberi sebutan sesuai dengan nama sang menteri.
Apa sih Kampoeng Cyber?
Para warga Kampoeng Cyber adalah mereka yang "melek internet", dalam artian giat memanfaatkan internet untuk membantu kehidupan sehari-hari.
Kebetulan, salah satu sarana onlne yang sering dipakai adalah Facebook, misalnya untuk berdiskusi membahas kondisi kampung serta mengabarkan berita seperti undangan rapat, pernikahan,dan berita kelahiran, hingga jual beli untuk bisnis UKM.
Warga di Kampoeng Cyber sudah aktif menggunakan internet sejak tahun 2009. Menurut Koko, pendanaan untuk penyediaan koneksi internet seluruhnya diperoleh dari warga secara swadaya, tanpa bantuan dari pemerintah.
Semenjak kehadiran Zuckerberg, nama Kampoeng Cyber semakin melejit. Turis dari berbagai negara sering berkunjung ke tempat ini untuk mencari tahu dan melihat aktivitas warga.
Hal ini konon sempat membuat Zuckerberg kagum ketika berkunjung ke Kampoeng Cyber. Dia pun menyarankan agar konsep Kampoeng Cyber diterapkan di kampung-kampung lain di Indonesia.
Artikel ini pertama kali tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita di Balik Jalan Zuckerberg di Kampung Cyber Yogyakarta"