Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Hihihi, Orang New York Ternyata Juga Norak Lihat Gerhana Matahari Lho

Alvin Bahar - Selasa, 22 Agustus 2017 | 02:35
Warga New York, Amerika Serikat berbondong-bondong keluar dari ruangan di gedung-gedung menuju lapangan luas guna menyaksikan gerhana matahari total yang terjadi Senin (21/8/2017). Gerhana matahari terakhir di AS terjadi 38 tahun lalu.
Alvin Bahar

Warga New York, Amerika Serikat berbondong-bondong keluar dari ruangan di gedung-gedung menuju lapangan luas guna menyaksikan gerhana matahari total yang terjadi Senin (21/8/2017). Gerhana matahari terakhir di AS terjadi 38 tahun lalu.

Gerhana matahari total pertama dalam satu abad menyelimuti AS dari wilayah barat laut Pasifik AS sampai pesisir Atlantik, Senin (21/8).

Terakhir kali gerhana matahari total terjadi di wilayah pesisir pantai AS adalah pada 1918. Sedangkan terakhir kali gerhana matahari total terlihat di salah satu bagian AS terjadi pada 1979.

Sekitar 12 juta penduduk AS tinggal di area selebar 113 km dan sepanjang 4.000 km yang merupakan zona gerhana matahari total kali ini. Jutaan orang lainnya berbondong-bondong ke zona ini demi menjadi saksi langsung fenomena alam itu, sedangkan yang lain menyaksikan dari televisi dan media sosial.

Yap, bahkan menurut pemimpin redaksi Kompas.com, Wisnu Nugroho, orang New York sama noraknya dengan orang Jakarta ketika nonton gerhana matahari!

Warga New York, Amerika Serikat berbondong-bondong keluar dari ruangan di gedung-gedung menuju lapangan luas guna menyaksikan gerhana matahari total yang terjadi Senin (21/8). Gerhana matahari terakhir di AS terjadi 38 tahun lalu. (Kompas.com/Wisnu Nugroho)
"Terhadap fenomena alam, warga di Jakarta maupun New York sama-sama antusiasnya, sama-sama noraknya, dan sama-sama kagumnya," tulisnya.

Kata pemilik akun Twitter @beginu itu, semua warga berbondong-bondong keluar ruangan dan mencari tempat lapang untuk bisa menyaksikan fenomena alam langka ini di pagi hari.

Dengan kaca mata khusus baik yang dibeli maupun yang dimodifikasi dari kacamata las, warga menatap ke langit saat matahari, bulan dan bumi berada dalam satu garis lurus.

"Riuh suasana di luar ruangan yang dipenuhi ribuan orang di hari kerja dan jam kerja menjadi pengalaman yang langka," katanya.

"Dengan telepon genggam yang dipegang, masing-masing orang saling memotret dan berusaha memotret matahari. Beberapa kecewa karena apa yang dilihat dengan kacamata khusus tidak bisa terekam dengan kamera telepon genggam."

Ah, nggak apa-apa norak sedikit. Namanya juga fenomena langka. Hihihi...

Artikel ini dikutip dari tulisan Wisnu Nugroho "Sama Saja, Orang New York Juga Norak Lihat Gerhana Matahari" yang tayang di Kompas.com.

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x