Satu-satunya petunjuk adalah foto kasar yang dimbil oleh oara nelayan. Terkadang, ikan tersebut tertangkap dalam jaring nelayan, tetapi ukuran tubuh yang besar membuat para nelayan ogah mengangkatnya ke atas kapal.
“Awalnya ketika saya ditanya apakah saya akan membawa derek saya sendiri untuk mendapatkan spesimen, saya tahu saya berada dalam petualangan yang menantang tapi mengagumkan,” kata Nyegaard.
Nyegaard bersama timnya pun memutuskan untuk menunggu hingga ada mola mola yang terdampar di pantai Selandia Baru dan Australia. Selagi menunggu, mereka mulai memilah-milah foto mola mola di media sosial untuk menemukan keunikan ciri fisik.
"Saya menemukan bagian di ujung ekornya yang belum pernah saya lihat pada mola mola. Saya mulai bertanya-tanya, apakah fitur ini adalah karakteristik unik dari spesies ini atau hanya ciri khas dari satu ikan itu saja," katanya.
Pucuk dicinta, ulam tiba. Pada Mei 2014, empat mola mola terdampar di pantai dekat Christchurch, Selandia Baru. Mendengar kabar itu, Nyegaard langsung terbang untuk memastikannya.
"Seorang seniman lokal mengantarkan saya ke pantai di tengah malam, dan dia menyoroti lampu mobil pada ikan in. Teka-teki itu menjadi sebuah gambar yang jelas," ujarnya.
Dipublikasikan dalam Zoological Journal of the Linnean Society, Nyegaard dan koleganya menjelaskan bahwa spesies baru bernama Mola tecta tersebut dapat ditemukan di perairan dingin Selandia Baru, selatan Cile, Afrika Selatan dan pantai tenggara Australia.
Lalu, berbeda dengan dua spesies mola mola lainnya, M tecta memiliki tubuh yang halus dan ramping serta nggak punya moncong yang menonjol. Di antara sirip samping, bagian atas, dan bawah, ada potongan kulit yang fleksibel.
Untuk mengonfirmasi kebaruan M tecta, Nyegaard bersama timnya juga meneliti naskah-naskah lama hingga abad ke-16. Hasilnya, ikan berhasil lolos dari mata para ahli taksonomi selama hampir tiga abad
Namun, teka-teki belum sepenuhnya terjawab. Nyegaard masih harus memeriksa 27 sampel dari mola mola yang terdampar lainnya. Selain itu, dia juga masih ingin mencari tahu lebih banyak tentang distribusi dan kebiasaan makan spesies ini dengan bantuan penanda satelit.
Artikel ini pertama kali ditayangkan di Kompas.com, dengan judul artikel Spesies Ikan Baru Ditemukan, Beratnya sampai 2 Ton