Film pertarungan antara spesies kera pintar lawan manusia kembali. Kali ini, War for The Planet of The Apes mengambil setting 5 tahun setelah perang besar antara kera dan manusia terjadi.
Para kera yang dipimpin oleh Caesar akhirnya bersembunyi ke dalam hutan untuk menghindari konflik dengan manusia yang masih punya niat besar untuk menghabisi populasi kera di Bumi untuk selamanya.
Di awal film, ada beberapa potongan dari dua film terdahulu sebagai pengingat buat kita agar lebih ‘nyaman’ nonton film ini. Ya, jadi buat yang belum pernah nonton filmnya sama sekali, lo nggak usah takut bakal ‘plonga-plongo’ karena nggak tau siapa itu Caesar, Maurice, dll.
Dari awal film, kita bakal disuguhkan dengan adegan penuh aksi antara kera dengan manusia. Sampai di satu scene, manusia berhasil menemukan markas dari Caesar, kemudian membunuh istri dan anaknya. Nah, dari sinilah konflik utamanya dimulai.
Caesar yang dipenuhi dendam langsung berniat untuk membalas orang yang membunuh anak dan istrinya. Lantas, tanpa persiapan yang matang, Caesar dengan beberapa temannya, secara diam-diam berusaha untuk melakukan serangan balik. Namun sial, Caesar akhirnya harus ditangkap, dan teman-temannya hanya bisa berlindung dari kejauhan.
Dialog Bagus, Teknologi CGI Kelas Satu
Dialog yang diomongin dari para para pemainnya bagus. Hal itu berdampak pada pembangunan karakter, sampai konflik yang cukup menguras emosi. Lumayan, film ini bisa bikin lo kaget, sekaligus geregetan sendiri.
Namun, entah karena pengen menjelaskan konflik yang cukup rumit antara kera dan manusia, alurnya jadi terasa agak lambat. Tapi ini nggak mengganggu, kok.
Buat HAI, karena hal inilah, lo jadi betah mantengin War for The Planet of The Apes selama sekitar 2 jam. Lumayan, kan?
Penuh Pesan Moral
Seperti yang udah HAI bilang, dari awal sampai akhir, akan ada banyak adegan peperangan antara kera dan manusia. Secara garis besar sebenarnya mirip-mirip kayak cerita film perang kebanyakan.