
Ya, pada akhir era 70-an, Dresden berhasil menembus kompetisi Eropa, Liga Champions. Alhasil, mereka pernah menjajal kekuatan beberapa klub besar, seperti, Juventus, Benfica, dan FC Porto.
4. Army GTI (Filipina) Pihak tentara Filipina membentuk klub ini pada 1957 silam, awalnya guna memperkenalkan olahraga dan kebugaran fisik kepada masyarakat. Namun, seiring berjalannya waktu, Army GTI mulai mengembangkan diri sebagai klub sepak bola profesional.
Kini, Army GTI bermain di kasta kedua persepak bolaan Filipina, UFL Division 2. Pada 2003 lalu, klub yang berjuluk The Troopers tersebut, juga pernah menyambangi Indonesia untuk bermain di turnamen antarklub se-Asia Tenggara.
5. Sangju Sangmu (Korea Selatan)

Sangju Sangmu sebenarnya ibarat klub persinggahan bagi para pesepakbola muda Korea yang sedang menjalani wajib militer. Jadi, para pesepakbola Korea bisa tetap berkarier sembari memenuhi tugas negaranya.
Meski begitu, pengurusan klub ini jelas nggak sembarangan. Buktinya, Sangmu kini bermain di kasta tertinggi persepak bolaan Korea Selatan, K-League Classic.
6. Warriors FC (Singapura)

Status kepemilikan Warriors FC sendiri dipegang oleh pihak militer. Meski begitu, prestasi yang mereka raih bisa dibilang cukup mentereng.
Warriors FC sudah sembilan kali menjuarai gelaran S-League, kompetisi kasta tertinggi persepak bolaan Singapura. Mereka juga sempat menjajal dua kali gelaran Liga Champions Asia, dan dua kali AFC Cup. (Tomy)