Follow Us

3 Fakta Penting Penyerangan Brutal Konvoi Gerombolan Pelajar Dari Sleman Ke Siswa SMAN 1 Klaten.

Rizki Ramadan - Rabu, 03 Mei 2017 | 15:56
Pelajar SMA yang terlibat konvoi tengah diperiksa pihak berwajib (foto: Tribun Jogja/Angga Purnama)
Rizki Ramadan

Pelajar SMA yang terlibat konvoi tengah diperiksa pihak berwajib (foto: Tribun Jogja/Angga Purnama)

Lagi-lagi terjadi, aksi kekerasan yang dilakukan oleh pelajar terhadap pelajar sekolah lainnya. Kali ini teman-teman kita dai SMAN 1 Klaten yang jadi korbannya. Padahal, para korban ini nggak melakukan aksi apapun.

Kejadian ini bermula di saat jam sekolah selesai pada Selasa (03/04) kemarin. 11 siswa kelas XI keluar untuk jajan cemilan di trotoar seberang sekolahnya.

Penyerangan Mendadak Dan Brutal

Tanpa disangka, tiba-tiba segerombolan remaja yang konvoi dengan sepeda motor menyerang mereka. Bahkan, salah seorangnya ada yang membawa pedang dan mengayunkan ke arah para siswa SMAN 1 Klaten itu.

Candra, salah satu siswa, menjadi korban pertamanya. Punggungnya kena sabetan pedang tersebut. Menyusul Juan yang terkena di bagian tangan.

Salah satu orang lainnya dari gerombolan itu mengeluarkan gir motor dan mengayunkannya secara brutal. Kepala Saiful menjadi sasarannya.

Ketika siswa lainnya berlarian untuk cari perlindungan, gerombolan itu turun dari motor dan mengeroyok.

Akibat kejadian ini, 5 siswa mesti dirawat di rumah sakit.

Siswa Trauma

Wakil Kepala SMAN 1 Klaten bidang Kesiswaan, Aris Sutaka, kepada Tribunnews mengatakan bahwa siswanya yang menjadi korban hingga kini merasa trauma.

"Mereka masih belum bisa masuk sekolah, kondisinya masih trauma. Apalagi kejadian ini tidak disangka," ungkapnya.

113 Anak Diamankan, Tapi Motif Belum Terungkap

Sementara itu, Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) Polres Klaten sudah mengejar peserta konvoi tersebut dan mengamankan 113 anak. 102 anak sudah boleh dipulangkan ke orangtua, 11 lainnya dilanjutkan pemeriksaannya.

"Jika dalam pemeriksaan terbukti melakukan, tidak ada toleransi. Karena perbuatan ini mengarah kepada tindak kriminal. Yang jelas ini pertama kali, kami masih memburu pelaku sehingga belum bisa diungkap motifnya seperti apa.Apakah ada kemiripan dengan kasus klitih, kami belum tahu" ujar Aris dikutip Tribun News.

Editor : Rizki Ramadan

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest