Istilah kata “jeans” datang dari bahan yang dibikin di Eropa, nama tersebut diangkat dari nama pelaut yang berasal dari Genoa, Italy, karena saat itu mereka mengenakan baju dengan bahan yang terbuat dari denim. Levi Stauss, merupakan seorang pedagang keliliing dari Bavaria yang sedang berpindah haluan ke Amerika Utara. Berikut HAI merangkum perjalanan Levi dalam mempopulerkan denim sebagai item fahion yang paling digandrungi sampai hari ini.
Tahun 1858
Levi menemukan potensial besar untuk berdagang dan mendapatkan pendapatan lebih di daerah California. Pada saat itu sekelompok penambang meminta Levi untuk memberikan mereka celana dengan bahan yang praktis, dan tahan lama. Dari situ, dengan bantuan penjahit, Levi membuat celana kerja yang bahan utamanya terbuat dari kanvas yang flexible.
Tahun 1860
Denim Levi mulai membuat celana yang terbuat dari heavyweight denim. Celana tersebut diwarnai dengan warna indigo, maka terbentuklah nama “blue jeans”, karena celana jeans di anggap sangat kuat, flexible, multi fungsi, tahan lama, dan affordable. Itu dia sebabnya Levi jeans jadi populer banget di kalangan pekerja-pekerja seperti penggali, penambang, penebang, peternak, petani dan orang-orang yang bekerja di pabrik. Tingginya permintaan untuk produk tersebut, dua tahun setelah produk ini go public di society, banyak perusahan besar seperti The H.D, Lee Mercantile Company dan The Western Garment Company yang ikut berperan dalam market dan penjualannya. Sampai sekarang nama Levi Strauss masih besar banget untuk produk denimnya.
1960 – 1970
Tips Merawat Denim Denim mulai dibuat dengan berbagai macam gaya yang sedang naik daun pada tahun itu, seperti jeans dengan embroidery, painted jeans, psychedelic jeans, dan banyak lagi. Denim jeans menjadi bagian besar dalam fashion dan kultur.
Tahun 1980
Alasan Denim Jadi Fashion yang Cocok Buat Millenial Denim yang tadinya lekat dengan image hard-workwear untuk pekerja seperti penambang dan orang-orang pabrik, semakin lama semakin memperluas radarnya. Brand-brand luxury dan high fashion seperti GUCCI mulai memakan denim dalam koleksinya. Dari situ juga image denim jeans beruah jadi hard-workwear jeans menjadi high fashion. Munculnya produk GUCCI dengan material denim membuat denim makin meroket kepopulerannya. Gaya jeans pun dibuat makin bervariasi, seperti skinny jeans, flares, acid washed dan little denim jacket. Denim benar-benar menggemparkan dunia fashion pada jaman itu.
Tahun 1990
Denim jacket Di tahun ini nama denim yang marak jadi sedikit turun, dikarenakan anak-anak muda pada jaman itu merasa bahwa denim adalah bahan yang sangat lekat dengan jaman orangtuannya. Mereka melabelkan sebagai tren yang tua dan ketinggalan jaman. Saa itu nggak ada anam muda yang terlihat sama dengan gaya yang dikenakan orangtuanya. Mereka juga lebih memilih mengenakan celana cargo, khakis, dan sportwear brands.