Follow Us

Kisah Dipha Barus: Jadi DJ Indie Demi Kepuasan Eksplorasi

Rizki Ramadan - Jumat, 17 Maret 2017 | 08:30
Dipha Barus di Studio Rumahnya
Rizki Ramadan

Dipha Barus di Studio Rumahnya

Dari situ, saya mencatat dua hal untuk kemudian diobrolin sama Dipha. Pertama, ternyata, gitu yah, asiknya ngerjain proyek musik secara indie. Musisinya involve di semua urusan. Tim kecil yang dibentuknya pun solid gitu. Seru. Kedua, single baru Dipha. Kejutan kayak gimana, lagi nih yang disiapkan Dipha dengan musik EDM-nya untuk kita-kita.

Lalu saya dan Dipha memulai sesi wawancara di sebuah ruang tepat di seberang kamar tidur Dipha yang ia sulap jadi studio. Kami ditemani boneka Totorro, karakter dari film animasi besutan studio Ghibli, yang selalu ada di depan meja kerja Dipha serta rangkaian kalimat-kalimat bahasa Tibet yang menjuntai juga di dinding yang selalu Dipha tatap tiap kali kerja.

Eksplorasi Maksimal

Kalau kamu jeli, nama Dipha Barus pasti udah sering lo temui dari lama di kancah musik Indonesia. Ya, nama cowok sudah pernah kolaborasi dengan papan atas kayak Afgan, Bunga Citra Lestari, dan Titi Dj, entah itu sebagai produser atau pencipta lagu. Di scene musik sidestream, Dipha juga bukan baru pertama kali ini muncul. Doi adalah band elektronik Agrikulture. Namun, di kancah EDM, nama Dipha emang baru mencuat sejak tahun lalu, lewat singlenya yang sangat asik di kuping, No One Cant Stop Us.

Pertanyaan pertama yang muncul, udah lalu lalang di musik arus utama, kenapa Dipha milih bergerak indie di proyek musik pribadinya ini?

“Gue lebih percaya diri kalau yang ngejalanin gue dan temen-temen gue. Bagi gue, karya musik, artwork, dan cara promosi harus satu nafas. Dan tujuan gue bermusik di sini bukan untuk fame atau materi, tapi untuk ngasih kesan positif dari karya kami ke orang lain. Gue belum tertarik untuk masuk major (label). Tawarannya, sih, banyak, tapi gue takut gue lari dari tujuan awal gue bermusik,” jawabnya panjang lebar.

Dipha cerita, di proyek ini semua elemen ia garap sendiri bersama tim yang ia bentuk sendiri. Mastering dan mixing ia lakukan sendiri; video lirik dan art cover digarap teman dekatnya. Begitu juga dengan manajemen, Dipha berkolaborasi dengan Locker Media. “Semua modal gue sendiri,” tambahnya yang selama ngobrol sama HAI, senyumnya nggak pernah lepas seolah ia bahagia banget sama karyanya.

Dipha nggak punya sinisme khusus sama label major, cuma aja berdasarkan pengalamannya, ia tahu bahwa berkarya di bawah label major itu penuh tuntutan. Pun, musik Dipha kan, musik yang baru, segmentasi pasarnya masih baru tumbuh.

Dipha Barus di Studio Rumahnya
Awalnya Nggak Pede

Konon, yang membuat banyak banget musisi-musisi sidestream muncul di scene adalah karena di era teknologi informasi ini, kepercayaan diri makin gampang terasah.

Tapi nyatanya ini nggak terjadi pada Dipha. Butuh waktu panjang hingga akhirnya cowok yang hobi meditasi ini muncul di depan dengan membesarkan namanya sendiri.

Sudah sejak ia kuliah Desain Grafis di Malaysia, Dipha serius ngulik musik elektronik. Awalnya cuma niat untuk iseng nge-DJ. Kemudian ia menjalani profesi sebagai jingle maker sambil ngeband di Agrikulture.

Editor : Hai

PROMOTED CONTENT

Latest