Nggak seorangpun ada saat kamu membutuhkan mereka
Pernah nggak, ketika kamu butuh seseorang tapi mereka nggak ada? Kalo pernah, berarti kamu jomblo. Cieeee menjomlo terus, ciee!
Alih-alih mencari seorang yang perfeksionis, kamu jadi sering takut gagal pacaran. Nyaman sendirian. Lalu merasa mandiri sepanjang masa. Jadilah nggak seorangpun ada saat kamu membutuhkan mereka, karena disadari atau nggak, kamu emang takut menjalin hubungan sama seseorang. Takut nggak nyaman, takut kebebasan hilang. Lebih dari apapun. Karena itu lah, kadang percintaan bikin kamu ngerasa pusing tujuh keliling.
Jangan begitu,bro! Kita ini pasti butuh seseorang yang hadir saat kita membutuhkannya. Cari dia, temukan dia. Kalau sudah ada, jadiin itu kebutuhan, sehingga kalian bisa saling menjaga hubungan.
Untuk itu, buat yang bertahun-tahun menjomlo jangan pikirin cewek di luar sana punya banyak salah. Pikirin, mungkin kamu yang punya rasa takut akan kedekatan dan ngeri sama penolakan. Bebasin aja, jangan menjomlo seolah jadi tameng dari kegagalan bercinta. Setiap laki-laki pasti butuh perempuan dan sebaliknya.
Kamu jangan merasa nggak seorangpun ada saat kamu membutuhkan mereka. Sekali lagi mereka itu ada! Kamu juga ada untuk mereka!
Nah, udah tahu pola kenapa hubungan cinta gagal melulu, sekarang buat kamu yang sering putus cinta, kamu perlu tahu kalo putus cinta bukan sebuah kegagalan, tapi keuntungan, kalo, ya kalo kamu mau mempelajari dan mengambil hikmahnya!
Bukan Sebuah Kegagalan
Ya, seperti kata Malcolm Forbes bilang,failure is success if we learn from it. Konteksnya emang buat orang-orang bisnis sih, motivasi ini. Tapi kalo mau diaplikasiin ke urusan cinta,Psychology Todaymelihat hubungan percintaan yang sering putus itu emang bukan sebagai kegagalan, mungkin bisa jadi keuntungan.
Bagaimanapun kamu kan pernah bahagia bersamanya. Dan apa yang sudah terjadi dalam hubungan itu bisa kamu jadikan pelajaran. Kalau mau memetik hikmahnya, nih seperti ditulisHuffington Postsemua itu ada keuntungannya:
- Kamu jadi lebih mengenal diri sendiri dan hidup
- Kamu toh belajar menjadi komunikator yang lebih baik dan lebih ekspresif
- Kamu mencari aspek emosional dari diri sendiri
- Kamu memahami makna memberi dan menerima
- Kamu jadi lebih berempati
- Kamu belajar untuk lebih sabar, dan kalem
- Juga, tentu saja kamu belajar untuk melepaskan, membebaskan.