Di tahun 2014, menurut sebuah artikel yang kami kutip dari antaranews.com, jumlah dokter hewan di Indonesia katanya nggak lebih dari 12 ribu orang, sedangkan kebutuhan terhadap profesi tersebut mencapai 20 ribu orang. Berarti, kekurangannya mencapai 8 ribu orang.
Di tahun ini, sebetulnya belum banyak update informasi terkait ketersediaan dokter hewan di Indonesia. Cuma, kalo kita mengambil contoh Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada yang secara total baru meluluskan 4.342 mahasiswa kedokteran hewan hingga tahun 2014 –setelah 68 tahun berdiri–, tentu kekurangan 8.000 orang tadi nggak bisa cepat tercukupi.
Nah, barangkali kamu tertarik jadi dokter hewan, yuk kita kenali dulu seluk-beluk profesi dokter hewan ini.
Dokternya Kingdom Animalia
Ngomongin dokter hewan, panggilannya, sih, dokter juga. Tapi, kalo dokter pada umumnya punya tugas utama menangani kesehatan dan penyakit yang diderita oleh manusia, dokter hewan justru bakal berurusan sama segala makhluk berwujud binatang atau hewan.
Secara global atau mendunia, profesi dokter hewan atau veteriner ini sesungguhnya termasuk ke dalam golongan general practitioner. Artinya, kerjaan seorang dokter hewan itu betul-betul mencakup semuanya, termasuk konsultasi umum, atau nanganin kasus bedah. Nah, kalo soal cakupan pasien, seorang dokter hewan jelas nggak boleh pilih-pilih hewan yang mesti ditangani. Bukan cuma hewan peliharaan pada umumnya aja, tapi juga hewan lain, termasuk hewan ternak, tupai, bahkan iguana.
“Binatangnya yang kita tangani, ada yang kita sebut companion animal, itu anjing, kucing, atau small animal. Lalu ada exotic animal, burung, kelinci, atau hewan-hewan eksotik selain anjing dan kucing. Lalu di dalam hewan eksotik, ada hewan liar. Tapi kalau yang dilindungi, wajib lapor ke Departemen Kehutanan, atau ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam. Tapi kita terima semua dulu.” lanjut dokter hewan kelulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini.
Untuk nanganin kesehatan hewan, para dokter hewan juga nggak cuma kerja praktek di klinik atau rumah sakit aja. Mereka juga bisa dipanggil ke rumah pasien untuk mengecek kondisi kesehatannya. Dan, selayaknya dokter, dokter hewan pun harus siap waktu dibutuhkan dalam kondisi urgent, di manapun dan jam berapapun. Pokoknya, harus siaga dan dedikasinya demi kesehatan hewan mesti pol-polan. Wih!
Nggak Harus Sayang Hewan
Sebenernya, kriteria yang ideal buat jadi dokter hewan itu, bukannya harus sayang hewan, tapi harus berani menghadapi hewan apapun. Pun sekelas ular, lho! “Saya pernah sekali itu meriksa ular. Betul-betul baru sekali. Sebenernya ya takut juga, tapi dipaksain, karena udah tanggung jawab kan mau gimana lagi,”curhat dokter Jimmy.