Di tengah gencarnya musik elektronik, sepuluh musisi yang terlibat dalam album kompilasi #Y2Koustic justeru diajak mundur ke musik era 2000-an. Apa tujuannya, sih?
Melibatkan Isyana Sarasvati, Fatin Shidqia Lubis, The Overtunes, GAC, Tasya Kamila, Rafael Tan, Soulvibe, Karina Salim, Nadya Fatira dan pendatang baru Rendy Pandugo dalam penggarapan album keroyokan berjudul #Y2Koustic ini, KFC Indonesia bekerjasama dengan Sony Music Indonesia tiba-tiba mengangkat kembali lagu-lagu yang pernah hit di tahun 2000-an. Yang jadi benang merah dari album kompilasi ini adalah jenis musik dari kesepuluh musisi tersebut kompak membuatnya dalam format akustikan. Untuk itu, album ini dinamai Year 2K acoustic alias Y2Koutlstic
Mungkin ada yang bertanya-tanya, kenapa sepuluh musisi yang terlibat nggak bikin musik yang sophisticated atau mengangkat genre kebaruan dan malah menentukan arah dengan berjalan ke belakang menjauh dari keramaian EDM yang lagi tenar? Untuk satu pertanyaan ini, Mahavira Wisnu Wardhana alias Inu Numata, selaku arranger di album bersampul pink itu bilang, ia cuma ingin menunjukkan musisi kekinian bisa membawakan musik kekunoan.
Maksudnya dengan format akustik dan dibawakan oleh para penyanyi muda generasi millenial, Inu beralasan format akustik yang dibuatnya ini mau bikin para penyanyi muda masa kini bisa membuat karya musik yang timeless, salah satunya musik akustik.
"Kenapa akustik, karena mereka udah biasa membawakan genre musik mereka masing-masing yang basicnya musik era sekarang ini. Gue pengen ngajak mereka bikin akustik biar orang lain bisa melihat generasi sekarang bisa bawain musik yang timeless dalam format akustik," jelas Inu kepada HAI, Rabu (19/10) di KFC Kemang, Jakarta.
Menurut Inu, album ini menjadi album perjalanan yang pada akhirnya bisa dinikmati oleh siapa saja dan kalangan mana aja.
"Musik (akustik) ini disukai banyak orang, dari mudanya dapet yang angkatan tua juga dapat," ujarnya lagi.