Database info soal kuliah itu dikumpulkan dan disampaikan ke siswa untuk menyesuaikan dengan minat mereka.
Jika sudah mantap untuk melamar, maka tahap berikutnya adalah tim ini membantu murid untuk mempersiapkan segala macam syaratnya.
“Kami bantu untuk menerjemahkan rapor, terus meminta guru mata pelajaran terkait untuk bikin surat rekomendasi, dan kami bombing mereka juga dalam pembuatan motivation letter. Tetap mereka yang buat, tapi kami haluskan lagi grammar-nya,” jelas Bu Sari.
Baca juga: Fakta Seru Beasiswa di Australia
Mengusahakan Beasiswa Penuh
Nggak semua kesempatan kuliah ke luar negeri itu disertai dengan beasiswa penuh. Ada yang cuma partial, bahkan ada juga yang mengharuskan kita bayar sendiri semua biayanya.
Tapi, Bu Sari mendorong murid-muridnya untuk tetap mengusahakannya sampai diterima.
“Jika beasiswa yang didapat cuma 65% misalnya, ya tetap berangkat saja. Soalnya saat udah kuliah bisa dicari lagi beasiswa tambahannya. Ada beasiswa dari pemerintah, dari kampus, beasiswa dari peneliti. Banyak peluang, deh,” kata bu Sari mantap.
Keberadaan divisi ini terbukti membantu banget. Di tahun 2016 ini saja, ada 15 lulusannya yang diterima kuliah di kampus luar negeri. Beberapa negara tujuannya adalah Jerman, Jepang, Malaysia, dan Amerika.
Nah, gimana, setuju nggak kalau divisi ini perlu dicontoh sekolah negeri lainnya? Kalau iya, coba sampaikan langsung aja ke kepala sekolah kamu.