Masih ingat pernyataan Gloria Natapradja Hamel waktu dia bilang cinta sama Indonesia? Kalimatnya kurang lebih seperti ini:
"Saya tidak pernah memilih kewarganegaraan Perancis, karena darah dan nafas saya untuk Indonesia tercinta."
Kalimat tersebut tentu bikin jiwa nasionalisme kita tergugah. Gloria yang berdarah campuran saja sebegitu cintanya sama negeri Indonesia apalagi kita yang darah daging dan keturunan asli Indonesia? Pastinya harus lebih cinta dari apapun juga.
Namun nggak begitu keadaannya kalau tidak ada kasus yang menimpa Gloria saat ia "didepak" dari barisan pengibar bendera Istana lantaran memiliki paspor negara asal ayahnya, Perancis pada beberapa waktu lalu. Kasus ini jadi batu sandungan bagi cewek kelahiran 1 Januari 2000 itu. Dia jadi tidak dapat melanjutkan perjuangan untuk langkah tegap maju bersama tim paskibraka nasional 2016.
Ternyata, kasus ini tidak cuma menimpa Gloria melainkan juga mantan Menteri ESDM Arcandra Tahar dan anak darah campuran lainnya. Untuk itulah, ibunda Gloria, Ira Natapradja nggak berhenti memerjuangkan hak kewarganegaraan anaknya.
Berbagi pengalaman bagaimana memperjuangkan semua itu, ibu Ira rela mengulik kembali undang-undang dan peraturan pemerintah terkait soal darah campuran. katanya, dalam undang-undang (UU) Nomor 12 tahun 2006tentang kewarganegaraan yang menyandung Gloria ia melihat di dalamnya ada keanehan-keanehan yang tidak diterima akalnya.
Saya melihat masih ada beberapa yang harus dikoreksi. Padahal sebetulnya anak saya nggak mengerti tentang warga negaranya, dia sempat bingung dianggap warga negara asing tidak, warga negara Indonesia juga tidak. Kasihan, yang punya darah campuran bukan Gloria saja. Ada banyak, saya melihat ada keanehan, ketika misalnya anak 16 tahun sudah ditanya soal penghasilan dan lama bekerja, saya kira usia mereka itu masih bersekolah atau paling tidak kuliah, dengan adanya kasus ini saya berupaya untuk memperbaiki nasib saja," ujarnyadi sesi memberi sambutan atas kembalinya Gloria usai bertugas.
Meski berhasil diizinkan Presiden RI Joko Widodo untuk ikut menjadi bagian dalam upacara sore pada peringatan hari Kemerdekaan RI ke-71, kasus darah campuran tetap menjadi polemik.
"Hanya yang perlu dilakukan adalah kasus initidak disembunyikan.saya dan anak saya hanya mau jujur, saya rasa jujur yang akan membawa kehormatannya seperti saat ini," ucap lagi ibunda Gloria.