Follow Us

Warna-Warni Ska Ala Don Lego

- Kamis, 11 Agustus 2016 | 14:55
Don Lego
Hai Online

Don Lego

Sejak awal mereka berdiri pada pertengahan 2000-an, band ini mampu hadir dengan keunikannya sendiri. Perpaduan Rock Steady, 2tone, dan variasi Jamaican Sound lainnya sukses mereka ramu menjadi satu dalam sebuah kesatuan musik yang seru.

Belum lama ini, album kedua Don Lego yang berjudul Melaju Perlahan baru aja dirilis. Ada cerita seru apa dari kehadiran album baru dari band yang sekarang diperkuat oleh Don Kumbang (Vokal), Ben S’Herman (Keyboard), Don Viko (Saxophone), Don Obet (Trumpet), Bois (Bas), dan Pam Al Ayubi (drum) ini? Langsung cek aja!

  1. Sejak kapan pengumpulan materi album kedua ini kalian siapkan?
Kumbang: Prosesnya hanya memakan waktu singkat sekitar 2 bulan, hmmm..., dari sekitar 2012 awal, tapi sempat tertunda sampai akhirnya baru rilis Mei 2015 lalu.

  1. Proses kalian membuat lagu-lagu itu seperti apa, sih?
Kumbang: Kalau untuk ngumpulin materi lagu, alhamdulilah kami punya basecam yang ada studio sendiri, otomatis volume kami ngumpul cukup sering, dari kami semua personil kalau punya lagu langsung digarap bareng-bareng, dari jamming, akhirnya jadi lagu.

  1. Lalu, yang membedakan materi dari album ini dengan album yang dulu apa?
Kumbang: Dari segi materi dan musikal, kalau dulu kami identik ska, 2 tone, dan rockstaedy, sekarang lebih variatif, jadi Jamaican Sound yang lebih luas. Di album ini, kami nggak cuma menyajikan lagu Don Lego, ada featuring bareng Teh Risa Sarasvati, Gania Bilffold, Abang Noin Bullet, dan The Paps.

  1. Lirik lagu kalian dari dulu cukup unik, dan masih terlihat di album ini, apa alasan kalian membuat lagu dengan lirik seperti itu?
Kumbang: Yang jelas, kami membuat lirik dari yang kami alami, ya lirik Don Lego nggak berat, emang udah ciri khas album kami membahas sesuatu dengan enteng dan ringan aja, nggak terlalu gimana-gimana.

Ben S’Herman: Tapi, kalau isinya kalo “dibedah” pasti ada maknanya, misalnya lagu yang judulnya Tonk Sampah, apa sih maknanya, ada lagu Nyamuk, ini cerita tentang apa? Ya, semua tergantung memandangnya dari perspketif mana.

Kumbang: Di Don Lego sendiri di album ini nggak ada yang dominan, semuanya kerja bareng, emang kalau perombakan personil ada aja, terakhir kita ganti drummer.

  1. Oh, iya, bagaimana ceritanya Pam Billfold bisa bergabung dengan Don Lego?
Kumbang: Kami sudah lama kenal Pam, dulu dia punya band reggae, dan dia masuk DonLego juga udah cukup lama sebenarnya. Tapi kalau untuk album, nama Pam masuk di album Don Lego yang di album yang sekarang.

  1. Kalian cukup sering manggung di berbagai acara, mulai gigs, komunitas. Sampai bahkan festival musik rock atau metal/ Apa rahasianya Don Lego bisa masuk ke berbagai acara lintas genre seperti itu?
Kumbang: Kami bisa manggung di mana aja, Don Lego nggak “bau” dan mengkotak-kotakan genre musik, selagi ada yang buat ngundang, sikat, let’s go, dengan sangat senang hati. Kalau komunitas bikin gigs (minim budget) kita hayo-hayo aja, asal temanya jelas, bukan money oriented, kami pergi dengan uang akomodasi aja, nginep bareng, ya kaya gitulah.

  1. Don Lego sendiri pernah punya pengalaman manggung unik atau aneh?
Kumbang: Aku pribadi mah ada pengalaman tahun 2005, waktu itu ada suatu acara di Yogyakarta, wah banyak satu band satu pulau Jawa dan daerah lainnya, panitia agak kewalahan juga nampung banyak orang. Akhirnya, teman-teman di Yogya ngajak kami begadang di Malioboro. Nah, akhirnya aku ketiduran di sana, lagi ketiduran, ada salah satu teman yang kencing. Waktu dia kencing, mungkin dia nggak sadar ada aku lagi tidur, ya jadi dikencingin. Wah, itu nggak terlupakan, sih.

Editor : Hai

PROMOTED CONTENT

Latest