Program terbaru KompasTV, yaitu Ring of Fire Adventure (RoFA) bertajuk ‘Return to The East’ siap ditayangkan nih guys! Program tersebut mulai tayang Sabtu (23/7), tiap Sabtu jam 21.00 hingga bulan September 2016 nih. Kali ini, founder dan juga executive producer RoFA, Youk Tanzil bakal menampilkan cerita perjalanan ekspedisinya ke wilayah timur Indonesia. Yap! pria berumur 63 tahun ini mengajak kita mengeksplor Indonesia Timur dengan cara yang berbeda sob. Well, program ini tujuanya nggak cuma travelling aja guys, tapi buat memotivasi kaum muda untuk memahami Indonesia dan melakukan perjalanan agar melihat realitas kekayaan nusantara dengan mata kepala sendiri.
BELAJAR TOLERANSI
Ekspedisi ini Youk Tanzil nggak cuma sendiri doang, tapi ditemani dengan tim yang berjumlah sembilan orang guys, termasuk kedua anaknya, yaitu Banyu Putera Tanzil dan Chintara Diva Tanzil. Tujuan utama dari ekspedisi ini, yaitu keprihatinan banyaknya masyarakat Indonesia yang saling menghujat karena perbedaan suku, agama, dan ras. Di tahun 2010, RoFA sebenarnya udah pernah ke Indonesai Timur. Nah! Mereka kali ini kembali lagi buat belajar banyak soal toleransi dan belajar memaknai kembali perbedaan sebagai karunia. Salut deh buat om Youk dan tim!
“Kita balik lagi ke timur karena di Indonesia toleransi terbesar ada di timur. Kita lihat orang beragama Kristen membangun Masjid, sebaliknya masyarakat beragama Islam juga membantu bangun Gereja. Jadi sebenarnya nggak ada perbedaan sama sekali, yang ada perbedaan cuma di Jakarta,” kata pria yang kerap disapa Youk ini.
Youk juga bilang kalau saling menghujat antaragama itu dampaknya nggak baik bro! Khususnya buat anak-anak. Nah, makanya doi saranin buat kita yang masih muda untuk pergi travelling ke Indonesia Timur belajar toleransi. Soalnya, kita bakal banyak belajar dari kegiatan masyarakat di sana. Eits, tapi jangan takut sama masyarakat di sana ya! Pasalnya menurut Youk, contohnya di Flores, meskipun masyarakatnya terlihat galak, tapi mereka baik kok!
“Waktu itu saya bertemu dengan masyarakat Flores. Kita nggak perlu takut dengan masyarakat di sana yang mungkin di pikiran kita terlihat kalau mereka galak, seram, tapi kalau udah dikenal, hati mereka baik sekali,” tambah bapak empat anak ini.
SAFETY RIDING
Keliling selama 65 hari sejak 2016 silam, Youk dan tim menggunakan motor sebagai transportasi utama untuk berkeliling dan mencapai tempat tujuan. Mereka bahu membahu menghadapi segala kendala selama perjalanan. Nah, program ini kaya banget akan informasi serta tips berkendara dan bertahan di alam liar menggunakan motor sob. Makanya, Youk berbagi tips berkendara yang paling utama yang harus kita miliki biar aman seperti yang doi pelajari dari Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri.
“Kita harus mengutamakan konsentrasi, setiap detik harus konsentrasi. Nggak ada rem mendadak, kalau ada berarti kita nggak konsentrasi. Dan konsentrasi butuh energi, jadi butuh istirahat,” tuturnya.
JANGAN TERGANTUNG SAMA GPS
Nah! Ini dia yang kerap kita lakukan bro kalau nggak tau jalan menuju tempat tujuan kan! Memakai GPS seperti aplikasi Google Maps atau Waze sih sebenarnya jika dipakai di kota-kota besar nggak masalah sob. Tapi, kalau kalian pakai GPS buat travelling di kota-kota yang susah dicapai oleh aplikasi tersebut, seperti ekspedisi yang dilakukan Youk dan tim, lebih baik jangan deh guys! Bisa-bisa kalian salah jalan deh, bahkan kecelakaan. Ngeri!
“Teman-teman banyak yang melakukan kesalahan besar yaitu tergantung sama GPS. GPS kan nggak tau mau kita apa. Kita harus punya peta yang tau keinginan kita itu apa, seperti mau ke pantai, gunung, camping di mana,” ujar Youk.
Youk menambahkan, kalau tempat tujuan kita sudah ada di peta, kita baru pakai GPS. Terkadang, bikers pergi dengan mata yang buta dengan GPS dan nggak punya peta. Itu fatal banget bro! Kalau punya peta, kita jadi bisa melihat tempat tujuan kita secara overview. (Christoforus R)