Belum dirilis resmi di Indonesia, Pokemon Go udah diomongin di mana-mana. Selain banyak banget pemain Pokemon Go lokal yang main pakai file apk yang tersebar di internet, game ini juga jadi perbincangan soal isu keamanannya. Bahkan, Badan Intelijen Negara tengah kaji isu keamanan dalam permainan Pokemon Go.
Game berbasis augmented reality yang pemainnya bisa mencari Pokemon di dunia nyata ini kerap dipertanyakan dalam hal keamanan. Takutnya, game ini mengganggu negara.
Sebab, game itu meminta akses terhadap lokasi dan kamera sehingga dianggap bisa memata-matai wilayah tertentu. Dugaan tersebut beredar di media sosial.
Duh, jadi ragu-ragu nih main Pokemon Go. Aman atau nggak sih sebenarnya?
Lokasi bukan masalah!
Dosen Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi sekaligus Direktur Direktorat Sistem dan Sumber Daya Informasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Widyawan mengatakan bahwa nggak perlu ada kekhawatiran berlebihan terhadap permainan Pokémon Go.
Widyawan mengatakan, timbul banyak kesalahpahaman akan permainan tersebut, terutama menyangkut ancaman keamanan di lokasi perburuan monster Pokemon.
Menurut dia, Pokémon Go merupakan permainan yang berbasis lokasi di mana pemain dapat menentukan pola interaksinya dengan aplikasi.
Ada avatar atau karakter dalam game yang merupakan representasi pemain yang berjalan atau berpindah sesuai posisi pemain.
"Interaksi berupa kemunculan karakter Pokemon, Pokestop, Gym, dan lain-lain bisa disesuaikan dengan lokasi pemain tersebut. Di akademis, aplikasi ini termasuk kategori context-aware application," kata Widyawan dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Minggu (24/7).
Teknologi ini sebenarnya sudah banyak digunakan dalam aplikasi lain, seperti Google Map, Waze, Go-Jek, Facebook, Path, dan Foursquare. Posisi pengguna akan dikirim ke server untuk kemudian memberikan layanan yang sesuai.
Ia mengatakan, seharusnya kekhawatiran terhadap penggunaan informasi lokasi di Pokémon Go nggak lebih besar dibandingkan aplikasi-aplikasi berbasis lokasi tersebut karena teknologi yang digunakan sama.
Perusahaan-perusahaan tersebut untuk menjaga kepercayaan pelanggannya, tentunya memiliki kebijakan kerahasiaan data yang ketat.