Berkaca pada sistem penyaringan di universitas asing, ungkap Pak Nasir, kampus Indonesia juga masih terkesan kaku. Di sana, misalnya, syarat penerimaan mahasiswa bisa menggunakan sertifikat bahasa—seperti TOEFL—dan berkas pendukung lain.
Namun, Pak Nasir masih belum mau berkomentar banyak untuk teknis dan realisasi sistem penerimaan mahasiswa ini. Menurut dia, hal itu butuh banyak koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Panitia SBMPTN.
"Yang pasti, seleksinya nanti harus longgar waktunya agar nggak mengganggu proses belajar siswa di sekolah," ujar Pak Nasir.