Terungkapnya Antonio Meucci sebagai penemu telepon yang sesungguhnya mengungkap pula luka lama Alexander Graham Bell. Ini seperti panggilan ‘halo’ dari sisi yang lain.
Sebuah buku baru mengklaim telah memiliki bukti-bukti kejahatan yang dilakukan oleh Alexander Graham Bell. Dalam buku itu, Bell dinyatakan bukan penemu telepon pertama. Dia malahan dituding telah mencuri ide telepon dari pesaingnya,Elisha Gray.
Dalam buku berjudul “The Telephone Gambit: Chasing Alexander Graham Bell’s Secret” itu, sang penulis, Seth Sulman, mengatakan bahwa Bell telah mencontek ide tersebut dari sebuah dokumen hak paten yang menjadi milik Gray.
Penulis buku yakin bahwa dokumen laboratorium milik Bell telah digitalisasi dan diperbanyak pada tahun 1999, setelah sebelumnya keluarga Bell sempat menahannya pada tahun 1976. Dokumen ini menerangkan permulaan yang salah atas temuan Bell dan asistennya, Thomas Watson, yang mencoba mentransmisikan gelombang elektromagnetik melalui kabel.
Sempat terjadi jeda ujicoba selama 12 hari. Jika percobaan yang dilakukan terjadi pada pertengahan Februari 1876, kala itu Bell pergi ke Washington untuk menanyakan hak paten atas hasil kerjanya. Setelah itu dia dikabarkan mulai mencoba sistem transmiter suara lainnya yang kemudian dinyatakan berhasil pada pada 3 Maret 1876.Baca: Pendidikan Bell
Nah, ketika Bell menemukan pendekatan baru tersebut, dia pun membuat sketsa diagram dari perangkat tersebut. Dokumen paten milik Gray ternyata menggambarkan teknik yang sama dan menampilkan diagram yang serupa pula. Buku ini juga sedikit menjawab kecurigaan para ilmuwan. Misalnya saja desain transmiter Bell ternyata muncul tiba-tiba di tepi dokumen paten. Bahkan Bell dikatakan sempat kikuk ketika mendemonstrasikan perangkat temuannya yang dibandingkan dengan temuan Gray. Bell ditantang untuk bersaksi dalam sidang pengadilan pada tahun 1878 untuk membuktikan temuannya ini. Namun Bell dengan cepat langsung memonopoli nama telepon yang diambil dari namanya.
Bell memang bertindak cepat namun Meucci adalah contoh orang-orang sabar.