Tampil di salah satu acara TV Swasta, Agnez Mo kembali mendapat sambutan hangat. Bukan hanya karena penampilannya yang super saat membawakan lagu Coke Bottle dengan iringan orchestra bersama para penari dari Animal Pop Family Dancers di Konser Raya 21 pada Senin (11/1) lalu. Melainkan sesaat setelah Agnez menampilkan lagu Boy Magnet, single terbarunya.
Hentakan gerak dan musik energik itu nggak menjadi fokus utam sebab yang dilihat banyak orang adalah pakaian Agnez Mo yang lagi-lagi mengundang kontroversi. Agnez kali itu memakai baju hitam, namun kontras di bagian bawah kain transparannya ada tulisan Arab yang dianggap melecehkan agama Islam.
Kebanyakan orang mengira baju Agnez yang menunjukkan bagian-bagian tubuhnya (aurat) terbuka telah dilengkapi kalimat Arab bertuliskan “Alhamdulillah”, karena itu kalimat suci bagi orang islam, Agnes dituding telah melecehkan agama.
Sayangnya, tudingan itu tidak dilengkapi dengan bukti-bukti nyata yang datang dari netizen usai konser berlangsung. Netizen tidak banyak yang tahu apa bacaan dan arti dari tulisan arab tersbeut.
Memang, menuding itu mudah, namun menjelaskan tudingan adalah tidak gampang. Sama halnya bagi mereka yang sempat belajar tulisan Arab di Sekolah Dasar (Madrasah Ibtidaiyah) atau sampai tingkat SMA (Madarasah Aliyah) belum tentu bisa membaca tulisan Arab gundul tersebut.
Untuk itu, bagi mereka yang ingin mempelajari islam dengan serius, belajar bahasa arab merupakan keharusan.
Menurut laman Arrahmah, proses mempelajari bahasa arab itu panjang dan harus melalui beberapa tingkat. Untuk itulah, tidak gampang menjadi ahli bahasa, apalagi menjadi ahli tafsir yang dituntut bukan hanya sekadar mengandalkan gramatikal dan teks arab belaka, melainkan juga konteks (asbabun nuzul dan asbabul wurud) dan khatam ragam tafsir para pendahulu.
Namun, untuk kasus tulisan Arab di baju Agnez sepertinya tidak perlu menjadi mahir bahasa arab untuk sekadar melihat tulisan arab yang berbunyi Almuttahidah dan bukan Alhamdulillah.
Kata Almuttahidah ini bukanlah sebuah pelecehan, apalagi terhadap Islam.
Tulisan itu sendiri bermakna persatuan atau serikat, muasal katanya adalah wahada. Jadi, nggak perlu takut soal itu sebab, kalau merunut KBBI sendiri, pelecehan atau melecehkan memiliki arti: memandang rendah (tidak berharga); menghinakan; mengabaikan. Pertanyaannya kemudian, siapa yang merasa dipandang rendah? Siapa yang merasa dihina?
Jika kita melihat pada perdebatan di media sosial yang ramai terkait kasus ini, mereka yang menganggap kasus AgnezMo sebagai pelecehan terhadap Islam biasanya adalah mereka yang kurang mengerti bahasa arab. Ini bisa jadi adalah asumsi, tapi jika ia tahu makna tulisan itu, tentu ia akan bersikap biasa saja. Toh, nukilan tersebut bukanlah dari ayat suci, atau pun bila lebih cermat lagi, kata tersebut bukanlah kata Alhamdulilah seperti yang mereka utarakan.
Adapun beberapa orang yang mengaitkan Islam dengan bahasa Arab, maka sudah banyak yang menjelaskan kalau tidak segala sesuatu yang berbau arab adalah bagian dari islam. DI Negara Jazirah Arab sendiri, Islam bukanlah agama mayoritas jadi tidak ada keidentikan. Lengkapnya silakan dicari referensinya lagi.
Hidup persatuan!