Ada satu sosok cewek yang siap jadi idaman para lelaki. Bukan, dia bukan cewek yang bakal bikin kalian terpesona karena dia seksi atau pintar berdandan bak selebriti. Sebaliknya, cewek satu ini hanya akan menyihir nurani sebab dia punya ‘kekuatan’ hati.
Dialah Intan Syafrini. Mahasiswi semester 3 Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta ini punya kekuatan yang nggak semua cewek punya. Kekuatannya terletak pada tekadnya yang bulat untuk menolong sesama. Terlebih buat teman-teman kita di Kalimantan Tengah yang sedang terkena musibah akibat kebakaran hutan dan tragedi asap yang nggak kunjung reda.
Untuk itulah, selama satu minggu lamanya, Intan bertolak dari Jakarta, meninggalkan bangku kuliahnya sejenak untuk membantu melawan asap. Selama tiga hari ia jauh dari buku dan kertas. Yang dipegangnya justru selang air yang panjang untuk digunakan memadamkan sisa-sisa api kebakaran. Meski ia teringat jadwal Ujian Tengah Semester sedsang berlangsung di kampusnya, ia lebih memilih menenangkan kawasan Hutan Tumbang Nusa yang butuh aksi nyata.
Lantas apa yang menjadi motivasi Intan, sehingga ia bersikeras ke daerah panas dan memilih menghadapi asap? Dengan perjalanan menuju lokasi yang bisa dibilang penuh rintangan, sebenarnya keberangkatan Intan juga penuh dengan tantangan yang tidak mulus jika dijalani. Belum lagi adanya cemoohan dari teman-temannya tentang ia hanya mencari sensasi, sehingga restu orangtuanya menjadi sedikit halangan karena izin itu belum juga keluar.
Meski begitu, Intan tetaplah intan yang bersinar! Ia lewati segala hal demi apa yang ingin ia perjuangkan!
“Hitungannya, aku nggak diizinin orang tua sih pergi ke Kalimantan. Soalnya, aku punya masalah sama pernapasanku. Bisa dibilang asma gitu, tapi nggak akut juga, sih! Tapi gimana ya, aku emang anaknya suka jalan-jalan, dan begitu ada kesempatan buat menengok langsung suasana di sana, aku berangkat aja. Dadakan juga ini,” jelas cewek asal Bogor ini saat HAI wawancara, Kamis (5/11) kemarin.
Meski nggak membawa sertifikat ijin orang tua, Intan memutuskan tetap berangkat. Jiwa sosialnya yang kental dan keinginan kuatnya untuk bisa berkontribusi melawan asaplah yang membuatnya sama sekali nggak ragu buat meninggalkan Jawa dan menuju Kalimantan.
Bersama dengan seorang teman dari Sekolah Relawan, Bogor, dan juga tiga orang lainnya yang turut dalam tim, Intan menjadi satu-satunya cewek yang pergi untuk negeri. Apakah perjalanan sosial ini membuatnya ngeri?
“Nggak ya, aku sama sekali nggak ngeri. Aku percaya sih, kalau niat kita baik, pasti nggak ada apa-apa di sana. Asmaku juga nggak kambuh untungnya. Tapi emang pas mau balik, baru berasa sakitnya. Cuma selama di sana, nggak berasa sakit apa-apa,” lanjut Intan sepulang dari Kalimantan.