Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Ngobrol bareng Bujangan Urban

Rian Sidik (old) - Selasa, 20 September 2011 | 11:55
Ngobrol bareng Bujangan Urban
Rian Sidik (old)

Ngobrol bareng Bujangan Urban

Ditemui di Gardu House, Senin (8/8) lalu, Bujangan Urban berbagi cerita (dan segelas es teh manis) pada Hai. Dengan ramah, Jablay, begitu dia biasa dipanggil, memulai obrolan tentang dunia yang sudah hampir seumur hidup digelutinya itu. Menggambar. Ini dia hasil obrolannya:

Apa itu mural?

Mural itu gambar di dinding, dalam ukuran besar. Ngomongin ini nggak jauh-jauh dari graffiti, stensil...makanya kita sebut saja street art ya?

Oh ya, silakan. Terus, bagaimana sih sejarah mural di dunia?

Sejarah mural di dunia? Menurut gue, manusia menggambar itu, udah dari jaman sebelum ditemuin tulisan kan? Gambar di dinding, ya itu mural. Kalau seriusnya, menurut buku-buku yang pernah gue baca ya, awalnya mural itu digambar sama pendeta yang males ke gereja, nah terus dia gambar-gambar di dinding besar buat menyiarkan agamanya. Itu poinnya dari dulu. Mural itu lebih bercerita, bedanya sama graffiti yang kadang asal nge-bomb dar der dor aja.

Kalau yang jaman modern, gue tahunya dari Amerika Latin, dan influencer gue banyak dari sana.

Siapa mereka?

Jean-MichelBasquiat, Futura 2000 dan Keith Haring. Mereka itu street artists, mereka tukang gambar, gue suka banget karya-karya mereka. Ikonik!

Ikonik? Maksudnya?

Iya, gambar itu nggak mesti rumit, sederhana tapi selalu diingat. Itu ikonik. Gambar-gambar gue pun begitu. Ada film kesukaan gue, judulnya Basquiat (1996) yang mengisahkan jalan hidup seniman jalan yang bisa sukses dan terkenal. Film inilah yang pertama menginspirasi gue buat serius berkarya.

Kalau mural di Indonesia?

Mural itu hadir dari masa-masa penuh propaganda, kapan lagi kalau bukan sebelum kemerdekaan RI. Merdeka atau mati. Dengan gambar-gambar para tokoh di sisinya, menghiasi tiap jalan, berisi seruan, dan banyak unsur propaganda! Lalu street art mulai booming di Indonesia tahun 2004, untuk di Jakarta khususnya pada Jak Art 2001, di mana jenis seni jalan graffiti mewabah peminatnya. Semangatnya anak muda banget. Tapi di tahun-tahun ada juga kemunculan street artseperti di Jogja tahun 1997 muncul Apotik Komik dan 1998 udah mulai banyak juga mural terlihat di tembok-tembok kosong di Jakarta.

Editor : Hai





PROMOTED CONTENT

Latest

x