Artinya, kurang tidur pada remaja justru tak hanya mengubah irama sirkadian tapi juga akan merusak potensi akademik mereka.
”Semakin berkualitas tidur seseorang, semakin tinggi prestasi belajarnya,” ujar Fuad lagi.
Kurang tidur juga memengaruhi proses pematangan otak, khususnya bagian lobus frontal yang mengontrol perilaku impulsif atau sistem kendali diri. Akibatnya, remaja kurang tidur cenderung memiliki perilaku berisiko, mulai dari mabuk-mabukan, konsumsi obat terlarang, tawuran, balapan motor, hingga membawa senjata tajam. Perilaku ini tak hanya membahayakan dirinya, tetapi sering juga merusak hubungan remaja dengan keluarga dan teman. (*)