["<div dir=\"auto\"><\/div> <strong> HAI-Online.com<\/strong>-Fenomena putus sekolah di usia wajib belajar 9 tahun masih saja terjadi. Puluhan ribu anak-anak usia wajib belajar di jenjang SD dan SMP tidak berada di sekolah karena alasan tidak ada biaya.","<div dir=\"auto\"><span style=\"color: #333333; font-family: lora, serif;\">Bukan hanya m<\/span>asa pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir yang menyebabkan siswa dari keluarga miskin berhenti sekolah, namun lebih dari itu, dengan alasan ekonomi ada remaja yang tidak belajar hingga 4 tahun lamanya.<\/div> <div dir=\"auto\"><\/div> <div dir=\"auto\">Kompas, baru-baru ini melaporkan, anak dan remajadi daerah-daerah hingga Senin (28\/2\/2022), sebagiannya putus sekolah karena persoalan kemiskinan.<\/div> <div dir=\"auto\"><\/div> <div dir=\"auto\"><strong>Baca Juga: <a href=\"https:\/\/hai.grid.id\/read\/073710496\/layak-dicoba-pasker-id-siapkan-karirhub-untuk-para-pencari-kerja\">Layak Dicoba! Pasker ID Siapkan Karirhub untuk Para Pencari Kerja<\/a><\/strong><\/div> <div dir=\"auto\"><\/div> <div dir=\"auto\">Mereka bahkan ada yang terpaksa merantau dan bekerja di usia anak-anak demi membantu ekonomi keluarga sehingga tidak lagi bisa bersekolah.<\/div> <div dir=\"auto\"><\/div> <div dir=\"auto\">Kepala Pusdatin Kemendikbudristek M Hasan Chabibie mengatakan, tata kelola data kependidikan dibenahi dan terintegrasi dengan data induk kependudukan, kemiskinan, dan kesehatan.<\/div> <div dir=\"auto\"><\/div> <div dir=\"auto\">Kini, data anak putus sekolah sudah bisa diketahui hingga ke nama, alamat siswa, serta alasan putus sekolah. Namun, validitas data masih harus ditingkatkan melalui peran satuan pendidikan untuk aktif membarui data siswa sesuai kenyataan di lapangan.<\/div> <div dir=\"auto\"><\/div> <div dir=\"auto\">Dengan data yang semakin terintegrasi, pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan kota, serta pemangku kepentingan pendidikan lainnya dapat membuat program tepat sasaran sesuai data yang semakin baik untuk memastikan anak usia sekolah mendapatkan akses pendidikan.<\/div> <div dir=\"auto\"><\/div> <div dir=\"auto\">\"Siswa putus sekolah hanya salah satu dari masalah anak tidak sekolah (ATS) yang didata. Selain itu, ada data siswa lulus tapi tidak melanjutkan ke jenjang berikutnya dan anak yang belum pernah sekolah,” kata Hasan.<\/div> <div dir=\"auto\"><\/div> <div dir=\"auto\">Di pesisir Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, ARS (16), tidak sempat tamat dari kelas VI SD. Remaja yang tinggal di Desa Saentis, Kecamatan Percut Sei Tuan, bersama neneknya ini, sesekali ia bekerja serabutan menjadi pekerja di tempat mencuci sepeda motor atau membantu panen di kebun jagung.<\/div> <div dir=\"auto\"><\/div> <div dir=\"auto\">ARS sudah 4 tahun lebih tidak mengenyam pendidikan formal, ia malahsering berkumpul hingga larut malam bersama teman-temannya yang lebih tua serta bermain gawainya.<\/div> <div dir=\"auto\"><\/div> <div dir=\"auto\"><strong>Baca Juga: <a href=\"https:\/\/hai.grid.id\/read\/073705239\/bank-indonesia-2023-buka-beasiswa-s1-d3-dan-smk-vokasi-kejar\">Bank Indonesia 2023 Buka Beasiswa S1, D3 dan SMK Vokasi, Kejar!<\/a><\/strong><\/div> <div dir=\"auto\"><\/div> <div dir=\"auto\">\"Waktu itu aku sudah hampir lulus, tetapi akhirnya putus sekolah karena nenek yang menyekolahkanku tidak ada uang,” kata ARS yang ditinggal ayah dan ibunya yang cerai.<\/div> <div dir=\"auto\"><\/div> <div dir=\"auto\">Di Nusa Tenggara Timur, RO (13), salah satu siswa SMP di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur juga mengalami putus sekolah di kelas II SMP.<\/div> <div dir=\"auto\"><\/div> <div dir=\"auto\">Semangatnya bersekolah semakin luntur akibat pembelajaran jarak jauh (PJJ) di masa pandemi sejak tahun 2020 yang tidak dapat diikutinya dengan baik karen alasan teknis dan fasilitas smartphone.<\/div> <div dir=\"auto\"><\/div> <div dir=\"auto\">\"Sekolah jarak jauh, tapi tidak ada HP. Kami jarang ke sekolah, guru-guru juga jarang datang, tapi kami bayar uang iuran terus. Kami bayar, tapi kami tidak dapat ilmu,” kata RO dengan nada kesal.<\/div> <div dir=\"auto\"><\/div> <div dir=\"auto\">Putus sekolah juga dialami FD (12) yang kini menjadi penjual kantong plastik di Pasar Naikoten. Bocah FD datang dari Soe, Timor Tengah Selatan. Ia diminta ikut mencari uang lantaran ibunya kesulitan menghidupi keluarga.<\/div> <div dir=\"auto\"><\/div> <div dir=\"auto\">Ayahnya FD kini bekerja di salah satu perusahaan kelapa sawit di Malaysia. Namun, hampir satu tahun ayah FD tidak mengirim uang untuk mereka.<\/div> <div dir=\"auto\"><\/div> <div dir=\"auto\">\"Kami anak-anak ada tujuh. Saya anak ketiga. Kakak-kakak saya juga putus sekolah,” ujar FD.<\/div> <div dir=\"auto\"><\/div> <div dir=\"auto\">Dari Litbang<em>Kompas<\/em>pada 10-13 Februari 2022, dalam dua tahun terakhir di masa pandemi Covid-19, ada responden yang menyatakan anak\/saudara\/tetangga yang putus sekolah di jenjang SD, SMP, dan SMA\/SMK sederajat.<\/div> <div dir=\"auto\"><\/div> <div dir=\"auto\"><strong>Baca Juga: <a href=\"https:\/\/hai.grid.id\/read\/073710349\/sedihnya-korban-refund-festival-lokal-mau-senang-malah-malang\">Sedihnya Korban Refund Festival Lokal: Mau Senang Malah Malang<\/a><\/strong><\/div> <div dir=\"auto\"><\/div> <div dir=\"auto\">Di Pulau Jawa, kasus putus sekolah sudah terjadi sejak SD dan SMP, dan di luar Pulau Jawa jumlahnya lebih tinggi di SD dan SMP.Dari data Pusdatin Kemendikbudristek juga terlihat jumlah anak putus sekolah terbanyak di SD dan SMP. Bahkan untuk SMP di akhir tahun 2021 jumlahnya meningkat.<\/div> <div dir=\"auto\"><\/div> <div dir=\"auto\">Lebih dari 70 persen putus sekolah terjadi karena alasan ekonomi, yakni orangtua tidak bekerja atau anak harus membantu orangtua bekerja.<\/div> <div dir=\"auto\"><\/div> <div dir=\"auto\">Pada akhir tahun 2021, Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mencatat, ada 38.116 siswa SD dan 15.042 siswa SMP putus sekolah.<\/div> <div dir=\"auto\"><\/div> <div dir=\"auto\">Dari data ini, untuk jenjang wajib belajar SD-SMP terindikasi 53.758 siswa putus sekolah. Adapun, di jenjang SMA dan SMK sebanyak 22.085 siswa putus sekolah. (*)<\/div>","<div class=\"ads_imr2 relative my-[20px] mx-auto\">\n <div class=\"ads_wrapper\">\n <div id=\"div-Inside-MediumRectangle\" style=\"text-align: center; margin-bottom: 20px; position: relative;\">\r\n <script type='text\/javascript'>\r\n googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-Inside-MediumRectangle'); });\r\n <\/script>\r\n<\/div>\n <\/div>\n <\/div>\n \n","<div class=\"ads_popintext relative my-[20px] mx-auto\">\n <div class=\"ads_wrapper\">\n <div id=\"_popIn_recommend_word\"><\/div>\r\n<script type=\"text\/javascript\">\r\n\r\n (function() {\r\n\r\n var pa = document.createElement('script'); pa.type = 'text\/javascript'; pa.charset = \"utf-8\"; pa.async = true;\r\n\r\n pa.src = window.location.protocol + \"\/\/api.popin.cc\/searchbox\/all-grid.js\";\r\n\r\n var s = document.getElementsByTagName('script')[0]; s.parentNode.insertBefore(pa, s);\r\n\r\n })(); \r\n\r\n<\/script>\n <\/div>\n <\/div>\n "]
Memuat halaman...
Editor :
Al Sobry