HAI-ONLINE.COM - Siapa sih yang nggak kenal dengan Iwan Fals, musisi legendaris Indonesia yang udah aktif sejak tahun 1975, dengan anggapan figur idola adalah sesuatu yang berat untuk dijalani.
Pada tahun 1988, Iwan sempat menyatakan, "Aku belum siap jadi idola. Aku harus bisa mengikuti kemauan mereka. Padahal sampai sekarang aku belum berani mengambil sikap. Kalau nanti berubah, bisa-bisa aku dimaki-maki orang," dikutip dari arsip HAI edisi 19/XXII/1998.
Musisi kelahiran Jakarta, 3 September 1961 itu pada dasarnya hanya ingin bersuara.
Menjadikan lirik lagu sebagai medium penyampaian atas apa yang ia alami dan rasakan.
Baca Juga: Iwan Fals: Lagu Karya Eross Sheila on 7 Liriknya Kontradiktif
"Awalnya dari komunitas sepakbola. Aku banyak dengar cerita teman-teman. Lalu kutuangkan dalam lagu. Aku nggak pernah menciptakan sesuatu, hanya merangkai yang sudah ada," jelas Iwan tentang bagaimana kisah awal penciptaan karya musiknya pada tahun 1998 itu.
Entah siapa yang harus disalahkan jika melekat cap "penyanyi balada yang berpihak pada rakyat kecil" dalam diri Iwan.
Karena faktanya, Iwan populer banget di antara kaum "pinggiran" yang nggak tau lagai harus bersikap bagaimana untuk menyuarakan kegetiran hidup di masa itu - mungkin bahkan hingga kini.
Padahal, sang karateka yang dulu memegang sabuk hitam Dan II itu sama sekali nggak bermaksud pengen jadi pahlawan ataupun idola siapapun.
Ia cuma berusaha jujur kepada nurani yang selalu resah melihat borok sosial di sekitarnya.
Marah, benci, gelisah, gusar, bahkan soal cinta pun ia tuturkan dengan amat jernih, jujur dan tanpa basa-basi.
Baca Juga: Prestasi Paling Fenomenal Piyu Bukan Bareng Padi, Ternyata Sama Iwan Fals
Yup, mungkin karena itulah posisi Iwan jadi makin kuat. Orang dengan gampangnya mencerna jeritan yang ia gaungkan.
Saat beban terasa semakin berat, kehadiran lagu-lagu Iwan Fals seketika hadir sebagai obat penenang bagi para penggemar yang menjadikannya idola.