Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Ikut Nihongo Partners, SMAN 18 JKT Belajar Bahasa & Pilah Sampah ala Jepang

Al Sobry - Rabu, 15 Februari 2023 | 17:50
Diajak Cinta Lingkungan, Puluhan Siswa SMAN 18 Jakarta Ikut Belajar Pilah Sampah Sambil Berbahasa Jepang.

Diajak Cinta Lingkungan, Puluhan Siswa SMAN 18 Jakarta Ikut Belajar Pilah Sampah Sambil Berbahasa Jepang.

HAI-Online.com- Belajar Bahasa Jepang di dalam kelas itu sudah biasa, tapi kalo belajar bahasa sambil juga menirukan dan mempraktikkan kebudayaan baik dari orang Jepang itu luar biasa.
Terlebih lagi kalo belajar kebudayaan baik dalam hal mengelola sampah. Pastinya siswa yang ikutan bakal mendapat dua manfaat; ilmu pendidikan bahasa dan lingkungan sosial.
Yap, ini juga yang dilakukan oleh siswa-siswi di SMAN 18 Jakarta, saat mereka tergabung sebagai sekolah yang mengikuti program Nihongo Partnes (NP) dari Japan Foundation.
Program NP ini mendukung pendidikan bahasa Jepang di sekolah-sekolah yang ada di ASEAN, yaitu dengan melaksanakan kegiatan pengenalan bahasa dan sekaligus budaya Jepang di dalam maupun di luar kelasnya.
Nah, bedanya lagi, kali ini NP di SMAN 18 Jakarta bekerjasama denganPT. Uni-Charm Indonesia Tbk, perusahaan dari Jepang yang secara sukarela memberikan wawasan ke para peserta klub Jepang untuk juga mentransfer budaya memilah sampah ala orang Jepang.
"Program Nihongo Partners rutin berkolaborasi dengan beberapa sekolah terutama SMA dan SMK. Lewat program ini akan ada pertukaran budaya dan bahasa, untuk mengembangkan dan mengenalkan budaya serta bahasa Jepang ke siswa," jelas Mr. Yuichi Takahashi, Director General Japan Foundation Jakarta, saat ditemui di Jakarta Utara pada Selasa (14/2/2023).
Bersama Pokojang (maskot brand popok anak) para siswa kelas 10 dan 11 ini diajak mengikutiKelas Pendidikan Pemilahan Sampah di Sekolah bertema “Ayo belajar Bahasa Jepang dan Pilah Sampah!”.
Di kelas tersebut, para siswadikenalkan beberapa istilah bahasa Jepang seperti "bumi = chikyuu", "sampah = gomi", " kotor = kitanai" dll sambil juga belajar bagaimana sih memelihara lingkungan sekitar dengan memilah sampah berdasarkan jenisnya.
Dengan begitu, peserta yang terdiri dari sekitar 50 anggota klub bahasa Jepang di SMAN 18 Jakarta dapat mengerti bahas Jepang tapi juga tahu bahwa memilah sampah akan memgurangi sekitar 40 persen sampah yang dibuang langsung ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Inj juga memberikan kesadaran ke para siswa bahwa memilah sampah seperti kebiasaan orang Jepang di sana akan membuat lingkungan menjadi lebih bersih serta mengurangi tumpukan sampah di TPA.
"Saya jadi belajar seperti orang di Jepang, bahwa Gomi itu bisa dipilah sebagian untuk dibuang sebagiannya lagi untuk dimanfaatkan ulang, jadi barang berguna," kata Gibran, peserta NP di SMAN 18 Jakarta.
Seperti diketahui, menurut aktivis Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Jakarta, penanganan sampah dinilai semakin memburuk dan dilaporkan bahwa Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang sudah penuh.
Hal ini didasari karena adanya peningkatan timbunan harian sampah di Jakarta dari tahun 2015 sampai tahun 2020, dimana di tahun 2015 sebanyak 7.000 ton menjadi 8.300 ton di tahun 2020. Akibat dari tidak adanya pengelolaan sampah sebelum masuk Bantargebang.
Sehingga hal tersebut mengakibatkan TPST Bantargebang lumpuh karena volume sampah telah mencapai 22.387.370 meter kubik, dimana angka tersebut melebihi kapasitasnga yaitu hanya 21.879.000 meter kubik.
Jadi, ayo ikut belajar memilah sampah ala Jepang. (*)

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x