Untungnya pihak film membebaskan NTRL untuk membuat lagu dengan gaya mereka. Kebanyakan lagu NTRL muncul dari jamming, begitu juga dengan Garuda Di Dadaku ini.
Sebelum lagu itu jadi, bayangannya masih kasar banget. Nggak ada referensi yang pasti untuk meramu lagu Garuda Di Dadaku ini selain mantengin YouTube menyimak rekaman-rekaman yel-yel supporter sepak bola yang ada.
Nggak butuh waktu lama untuk membuat aransemen mentah dari lagu itu, sekitar 10 menit dan langsung jadi.
“Nggak ada formula tersendiri yang dipakai untuk membuat lagu itu. Kalau mencari bayangannya akan seperti apa gue nontonin suporter di YouTube. Sederhananya kami cuma jamming sekitar satu jam dan untungnya langsung nemu enaknya di mana,” ungkap Eno, drummer.
Tugas NTRL nggak cuma bikin lagu, tapi juga mengkombinasikan dengan yel-yel yang sudah ada.
Pasti sudah pada tahu kan yel-yel yang diambil dari lagu Apuse. Nah, itu dia yang jadi tantangan berikutnya. Bagian itu didapat dari Mas Ferry yang kala itu masih berada di bawah PSSI.
NTRL sempat kebingungan untuk meletakkan bagian itu di mana. Di depan nggak enak, di tengah nggak pas.
Hingga akhirnya mereka menaruhnya di bagian belakang.
Selain lirik lagu yang sudah dibuat, yel-yel itu juga menjadi racun tersendiri dari keseluruhan lagu Garuda Di Dadaku.
Dengan mudah bisa dinyanyikan bersama hingga menjadi penutup yang manis.
Secara umum NTRL membuat lagu ini nggak difokuskan ke sepak bola saja tetapi lebih luas lagi.