Follow Us

Asal Usul Istilah Bajingan, Sebelum Dianggap Jadi Kata Makian Ternyata Dulu Punya Arti yang Mulia

Tanya Audriatika - Selasa, 03 Januari 2023 | 18:24
Potret gerobak sapi ketika mengangkut batang pohon, sekitar tahun 1915-1938.
Wirenohadi Soeprapto/Pinterest

Potret gerobak sapi ketika mengangkut batang pohon, sekitar tahun 1915-1938.

"Nak, jika mereka memberitahumu bahwa aku adalah bajingan yang tidak memiliki keberanian melakukan keadilan, bahwa banyak ibu yang meninggal karena kesalahanku…" tulis Multatuli.

Penggalan tulisan itu menandai penggunaan kata 'bajingan' jadi bentuk umpatan sejak abad ke-19.

Nah, bajingan yang populer di Jawa awal 1900 hingga 1940-an ini membuat kendaraan ini cukup langka di wilayah pelosok Yogyakarta.

Selain langka, jalannya juga lambat, pasalnya gerobaknya hanya ditarik sapi atau kerbau, sehingga waktu melintasnya juga nggak menentu. Seringkali calon penumpangnya udah sambat duluan gara-gara kelamaan nunggu.

"Bajingan kok suwe tekone" (Bajingan kok lama datangnya), atau "Bajingan gaweane suwe!" (Bajingan lambat kerjanya/jalannya).

Gara-gara keluhan tersebut sering diucapkan, kata 'bajingan' jadi mulai mengalami pergeseran makna.

Meskipun awalnya jadi nama profesi yang mulia, istilah Bajingan ini jadi kata umpatan atau makian gara-gara sering telat dan dianggap sering mengecewakan calon penumpangnya.

Tulisan ini telah tayang di National Geographic dengan judul "Memaknai 'Bajingan', Pergeseran Makna dari Profesi Jadi Kata Maki". (*)

Editor : Hai

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest