Follow Us

Kenali Gangguan Piskologis BPD

Ega Hai - Jumat, 27 Juni 2014 | 05:31
Kenali Gangguan Piskologis BPD
Ega Hai

Kenali Gangguan Piskologis BPD

Emosi yang naik turun kadang sering kita anggap hal yang biasa. Tapi mulai sekarang jangan anggap enteng perubahan emosi itu karena bisa jadi itu awal gejala kamu mengidap BPD atau Borderline Personalty Disorder.

Gangguan psikologis yang berkaitan dengan kepribadian ini udah muncul pada usia remaja atau pubertas. Anak yang mudah marah bisa jadi salah satu indikasi atau bibit-bibit kemunculan BPD. Namun gangguan ini cenderung dikesampingkan. Setelah bertahun-tahun, gangguan psikologis ini meluap.

Apa ciri-ciri yang menandai BPD?

1. Stabilitas emosi yang naik turunKadang penyandang BPD bersikap posyif dan menganggap diri mereka baik. Namun, terkadang pula penyandag BPD menilai diri mereka sangat buruk. Suasana hati bisa berubah sewaktu-waktu. Terkadang cirinya juga bersamaan dengan gangguan bipolar.

Bahkan emosi penyandang BPD cenderung meledak-ledak dan membenci orang-orang yang dianggap "normal". Emosi yang mereka tunjukkan sebenarnya tidak ditujukkan untuk menyakiti orang lain, tetapi lebih sebagai pelampiasan kondisi deprei. Secara tidak langsung perilaku buruk berupa emosi yang meledak-ledak dianggap sebagai pelampiasan dari luka hati yang dialami.

2. Penyandang BPD biasanya mengalami kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain.Hal ini karena BPD sering kali terlalu sensitif dan tidak bisa menerima kenyataan yang pahit.

3. Penyandang BPD terkesan memiliki sikap yang posesif.

4. Adiktif dan kompulsifInilah yang memicu penyandang BPD lebih mudah terjerumus pada perilaku kecanduan obat-obatan terlarang atau minuman keras.

5. Penyandang BPD cenderung mendefinisikan orang lain dalam posisi hitam-putih atau benar-salah. Penilaian ini muncul di benak penyandang BPD berdasarkan pengalaman mereka, misalnya trauma, kekecewaan, pengabaian dan pengkhianatan.Akibatnya orang lain pun dianggap sebagai sebuah benda atau obyek tertentu, tetapi bukan satu sosok. Hal ini mendorong perilaku penyandang BPD yang menganggap orang lain sebagai obyek kegembiraan, kemarahan, kebencian atau justru cinta.

Sumber: Kompas

Editor : Ega Hai

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest