Perkembangan kondom sebagai alat kontrasepsi, memang nggak langsung seperti sekarang. Uniknya, dulunya kondom punya banyak nama yang aneh bin ajaib, misalnya love sock (sarung cinta), jimmy hat, dan dick-sock.
Penasaran seperti apa sejarahnya?
Awalnya, kondom digunakan sebagai pelindung penis dari berbagai penyakit seksual yang menular. Bangsa Mesir kuno menggunakan kondom yang terbuat dari kain linen. Di masa ini, kondom belum menjadi alat pencegah kehamilan karena bangsa Mesir sangat menjunjung tinggi dewa kesuburan dan reproduksi.
Di masa ini perkembangan pengetahuan sudah semakin maju dibanding bangsa Mesir kuno. Bahkan di masa ini, kondom yang ada sudah mirip dengan kondom modern. Kondom ini banyak digunakan oleh masyarakat Cina. Kondom Cina ini terbuat dari lapisan usus domba atau kertas sutera yang diminyaki dan digunakan untuk menutupi kepala penis.Masyarakat Jepang juga sudah mulai mengembangkan kondom. Hanya saja mereka menggunakan bahan yang lebih ekstrim. Di Jepang mereka menggunakan kondom yang diberi nama "kelenjar' dan dibuat dari tanduk hewan, kulit halus binatang, atau bahkan cangkang kura-kura.
Ini saatnya mengucapkan selamat tinggal pada usus binatang yang berlendir atau cangkang kura-kura. Di masa ini, Charles Goodyear, pendiri perusahaan ban Goodyear menemukan cara membuat kondom dalam jumlah besar. Sejak saat inilah kondom karet ini mulai dikenal. Namun sayangnya, kondom ini memiliki bau karet yang cukup mengganggu.
Setelah kondom karet berkembang, Julius Fromm dari Polandia memodifikasi dan menyempurnakan kondom tersebut. Dia menciptakan cetakan kaca yang menyerupai penis. Cetakan ini dicelupkan ke dalam larutan karet latex yang kemudian dipanaskan dalam oven. Hasilnya, kondom latex seperti yang banyak ditemui saat ini.
Kondom modern sekarang ini sebenarnya memiliki bahan yang hampir sama, yaitu karet atau latex. Namun kini banyak pilihan rasa, warna, bahkan tekstur. Ada kondom yang licin mulus atau bergerigi. Kondom juga semakin tipis, bahkan dilengkapi alat yang bisa bergetar.