Sedangkan pada pria, kadar hormon testosteron yang tinggi juga dapat berubah menjadi dehidrotestosteron yang membuat akar rambut mengalami kekurangan nutrisi. Sampai pada gilirannya rambut menjadi kering dan mudah rontok.
Menurut dokter Farmanina, nggak semua pria dengan testosteron tinggi akan mengalami kerontokan rambut.
Hal itu juga tergantung dari faktor genetikanya. Jika ada orang tua seperti kakek, kakak atau adik yang rambutnya mengalami kebotakan, biasanya kita bakal mengalaminya juga.
3. Kondisi medis
Pengaruh obat-obatan atau terapi tertentu juga dapat menyebabkan masalah kerontokan rambut.Dokter Farmanina menyebut kondisi ini biasanya terjadi pada pasien dengan komplikasi medis akibat penyakit seperti kemoterapi pada penyakit kanker.
Penyakit autoimun seperti alopecia areata yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh juga memicu rambut rontok dan beberapa penyakit lainnya.
4. Diet nggak seimbang
Pola makan yang nggak seimbang juga bisa menyebabkan kerontokan rambut di usia muda.Misalnya pada orang yang menjalani diet berlebihan seperti diet minim protein hingga asupan karbohidrat yang rendah.
Seiring waktu, pola makan tersebut dapat membuat rambut rontok karena rambut nggak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk terus bertumbuh.
Meski demikian, pada umumnya kasus ini hanya berlangsung sementara dan kondisinya akan kembali pulih jika tubuh sudah menyesuaikan diri dengan pola makan yang dijalani.
5. Stress
Menurut dokter Farmanina, stres dapat memicu kerontokan karena strees memicu ketidakseimbangan hormon di dalam tubuh.Kondisi tersebut lama-lama dapat mengarah ke perubahan hormonal sehingga rambut menjadi mudah rontok.