Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Dari Penyakit Lyme Hingga HIV, Ini Bahaya Konsumsi Daging Kucing

Al Sobry - Senin, 19 September 2022 | 09:04
Dari Penyakit Lyme Hingga HIV, Ini Bahaya Konsumsi Daging Kucing
Freepik

Dari Penyakit Lyme Hingga HIV, Ini Bahaya Konsumsi Daging Kucing

HAI-Online.com- Bagian luar kucing, seperti kulit dan bulu-bulunya jika tersentuh kulit memang dapat mendatangkan sejumlah manfaat.Misalnya saat mengelus kucing, itu dapat melepaskan oksitosin, hormon ikatan atau yang biasa disebut 'bahan kimia pelukan' rilis sehingga dapat mengurangi stres.

Memelihara kucing juga dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung, kardiovaskular dan alergi.

Namun ya, namun bagian dalam kucing yaitu dagingnha meski ada sejumlah sumber asupan protein ternyata, dikutip dari jurnalConsumption of Domestic Cat in Madagascar: Frequency, Purpose, and Health Implicationsdi situssciencedaily.com, diterangkan bahwa mengonsumsi kucing akan mendatangkan implikasi kesehatan masyarakat yang besar.

Baca Juga: Viral, Kasus Orang Mutilasi Kucing dan Makan Dagingnya, Ini Sanksi Pidananya...

Kucing yang mati dan atau terbunuh di jalan atau disembelih di tempat yang terbuka, ia merupakan bakal menjadi inang yang sempurna untuk penyakit parasit seperti penyakit Lyme atau demam yang kambuh, yang dapat membahayakan jiwa karena bisa berefek pada mematikan, apalagi bagi wanita hamil dan bayi.

Kucing adalah inang utama parasit penyebab toksoplasmosis; penyakit fatal bagi pasien terinfeksi HIV yang tertekan kekebalannya dan ancaman cacat serius pada bayi.

Daging kucing juga mengancam penularan infeksi bakteri seperti Clostridium botulinum yang dapat menimbulkan gejala seperti sakit perut, mual, muntah, serta pusing.

Selain itu, mengkonsumsi daging hewan karnivora (kucing punya gigi taring) akan dapat menimbulkan masalahlain bagi tubuh. Dimana tubuh kita dapat terkontaminasi oleh berbagai jenis racun yang tidak bisa hancur meskipun telah melalui tahap pengolahan.

Lambat laun racun tersebut akan semakin menumpuk dalam tubuh, yang pada akhirnya dapat menimbulkan efek membahayakan bagi tubuh.

Dengantaruhan dan risiko yang begitu tinggi, penulis jurnal ini mendesak untuk penelitian lebih lanjut tentang konsumsi daging kucing dan anjing, karena hewan-hewan ini juga punya kasus sedikit yang divaksinasi rabies.

Mereka menyimpulkan "konsumsi daging kucing"yang tersebar luas punya kemungkinan adanya peningkatan kerentanan populasi terhadap penyakit bagi manusia.

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x