Follow Us

Menurut Survei, Masih Banyak Anak Muda yang Belum Tahu Tentang Penyakit TBC

Fathia Yasmine - Selasa, 13 September 2022 | 10:07
Menurut Survei, Masih Banyak Anak Muda yang Belum Tahu Tentang Penyakit TBC
DOK. Shutterstock

Sayangnya, banyak orang yang enggan berobat atau memeriksakan diri ketika mengalami gejala TBC. Salah satu penyebabnya adalah gejala yang timbul sering dianggap sebagai penyakit umum yang akan sembuh dengan sendirinya. Penyebab lain yang tak kalah penting adalah banyak masyarakat yang memercayai mitos tentang TBC.

Beberapa mitos tentang TBC yang masih beredar di masyarakat antara lain menyebut penyakit ini sebagai hasil kutukan atau ilmu hitam, lalu TBC sebagai penyakit keturunan sehingga sulit disembuhkan, dan mitos yang menyebut TBC sebagai penyakit yang mudah menular sehingga orang dengan TBC perlu diasingkan.

Semua mitos tersebut tidak benar. TBC bukan penyakit keturunan dan Orang dengan TBCnya dapat sembuh dengan pengobatan secara rutin. Penyakit ini memang dapat menular melalui droplet yang keluar dari mulut Orang dengan TBC saat bersin dan batuk, tetapi tidak mudah menular melalui benda-benda yang digunakan Orang dengan TBC.

Baca Juga: Jadi Punggawa Indie Norwegia, Berikut 15 Rekomendasi Lagu Indie Boy Pablo!

Bakteri mycobacterium tuberculosis penyebab TBC tidak dapat bertahan hidup di benda mati yang digunakan Orang dengan TBC, seperti peralatan makan dan pakaian. Oleh karena itu, mengasingkan orang dengan TBC bukan tindakan yang tepat. Sebaliknya, mereka membutuhkan dukungan moral agar dapat cepat sembuh.

Guna mendorong minat anak muda untuk mengenal lebih dalam tentang penyakit TBC, Stop TB Partnership Indonesia bekerja sama dengan Kompas.com menghadirkan informasi tentang sejarah, fakta, dan perkembangan TBC di Indonesia melalui Visual Interaktif Kompas (VIK) yang menarik dan mudah dipahami.

Sebagai informasi, Stop TB Partnership Indonesia merupakan yayasan yang berfokus dalam upaya memutus mata rantai penularan TBC dengan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang penyakit ini. Selain melalui VIK, Stop TB Partnership juga menghadirkan kampanye #141CekTBC dan #TOSSTBC (Temukan Tuberkulosis Obati Sampai Sembuh).

Untuk mengetahui lebih banyak seputar TBC, kunjungi link VIK Kompas.com di sini. Selain membaca artikel, lo juga bisa memutus mata rantai TBC dengan mengunjungi laman #141CekTBC di https://stoptbindonesia.org, https://tbindonesia.or.id, dan https://141.stoptbindonesia.org. Tersedia juga fitur chatbot Stop TB Partnership melalui WhatsApp di nomor +628119961141.

Editor : Hai

Latest