SPBU Vivo di kawasan Tangerang, tepatnya di kawasan Serpong seperti dikutip dari Kompas.com dilaporkan tutup lebih awal pada hari kedua kemarin.
Baca Juga: Bukan Dicampur Minyak Kayu Putih, Begini Cara Hemat BBM Jangka Panjang
Berdasarkan informasi yang dihimpun, saat itu SPBU Vivo menjual bensin jenis Revvo 89 dengan harga yang lebih murah. Mereka pun tiba-tiba kehabisan stok. Namun sayangny, sejak viral dan diborong warga, daftar harga Revvo 89 setara pertalite itu tidak lagi dipasang petugas SPBU.
Seperti diketahui, salah satu bahan bakar Vivo yang dikenal dengan nama Revvo 89 dibanderol dengan harga Rp 8.900 per liter, lebih murah Rp 1.100 jika dibandingkan harga pertalite yang banyak digunakan di masyarakat pasca mengalami kenaikan harga.
Awal mula SPBU Vivo diserbu adalah dari salah satu pengguna TikTok did an medsos lainnya yangmenyarankan warganet pengendara agar beralih untuk mengisi bahan bakar di SPBU Vivo karena harganya lebih murah.
Dikutip dari Kompas.com, jaringan SPBU Vivo ternyata berada di bawah bendera PT Vivo Energy Indonesia, perusahaan sektor hilir minyak dan gas bumi, yang resmi beroperasi di Indonesia sejak tahun 2017 lalu.
Awalnya perusahaan ini bernama PT Nusantara Energi Plant Indonesia (NEPI), namun kemudian berganti menjadi PT Vivo Energy Indonesia.
Meski namanya hampir serupa dengan merek ponsel asal China, secara kepemilikan, perusahaan penyalur BBM ini sejatinya masih terafiliasi dengan Vitol Group, raksasa minyak yang berbasis di Swiss.
Vitol Group bisa dibilang merupakan salah satu perusahaan penyalur BBM terbesar secara global. Pada tahun 2021 lalu, perusahaan mencatatkan pendapatan sebesar 279 miliar dollar AS.
Editor : Hai
Baca Lainnya
PROMOTED CONTENT
Latest