- Buat sederhana dan efektif
Di sini, seorang developer dituntut untuk jeli dan berhati-hati. Kadang, maksud hati ingin memberikan fitur yang komplet pada aplikasi, tetapi justru membuat pengguna kebingungan.
Maka, dalam pengembangan UX aplikasi, kebutuhan pengguna adalah kunci utama.
Sementara itu, efektivitas aplikasi berkaitan dengan tingkat kecepatan akses aplikasi tersebut.
UX design yang responsif adalah desain yang nggak bikin aplikasi jadi lambat, baik secara sistem maupun memperpanjang alur tujuan.
Misalnya, pada aplikasi belanja online, untuk berbelanja suatu produk, kita harus melakukan klaim voucher diskon di fitur yang berbeda lokasi dengan fitur produk. Hal ini tentu membuat alur belanja menjadi semakin panjang karena kita harus mengklaim voucher dulu.
Padahal, bisa saja pada setiap produk, langsung dibuat fitur klaim voucher yang sesuai. Di sinilah kejelian dan kreativitas UX designer sangat diperlukan.
- Pahami ilmu UX writing
Microcopy adalah teks-teks pendek yang biasanya muncul pada aplikasi, seperti tulisan ‘Pesan Sekarang’ pada aplikasi pemesanan tiket pesawat.
Meski terkesan sepele, sebenarnya penyusunan microcopy tersebut dilakukan secara matang. Mengapa nggak pakai kata ‘Bayar Sekarang’ atau ‘Beli Tiketnya’ atau yang lainnya, semua ada alasannya.
- Rajin lakukan pengujian dan minta saran
Ia memerlukan hal ini sebagai upaya untuk melakukan pengujian sekaligus meminta saran dari orang-orang. Karenanya, ia akan tahu, apakah hal yang dikembangkan dapat diterima dengan baik atau nggak.