Secara aktif, mereka berinteraksi dan berbagi informasi di antara sesama anggota komunitas.
Baca Juga: Kacau! Korea Utara Makin Brutal Perlakukan Warganya Yang Nonton K-Pop
Beda sama masyarakat Jepang yang menggunakan fandom untuk senang-senang dan mengatasi rasa kesepian atau stres.
Devi menjelaskan dalam forum yang HAI ikuti, “Terdapat tiga ‘matters’ atau hal yang penting yang ingin dipenuhi oleh masyarakat ASEAN melalui fandom, yaitu: Pertama To Matter, bikin mereka merasa keberadaan mereka di dunia ini penting. Lalu kedua To have something that matters, yang memungkinkan mereka untuk memiliki sesuatu yang berarti. Terakhir To have my hopes that matters fulfilled, yaitu memberi ruang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang mereka anggap paling penting,” jelasnya.
Temuan riset ini jadi bukti, kalo komunitas fandom merupakan sebuah utopia dengan tatanan ekonomi dan sosial yang baru.
Fyi nih, dari hasi penelitian tersebut juga dipaparkan kalo subjek fandom yang paling banyak diikuti di ASEAN selama pandemi sesuai urutan adalah K-Pop, game, dan memasak.
Secara khusus, urutan subjek fandom terbanyak di Indonesia adalah memasak, game, K-Pop.
“Seperti tahun-tahun sebelumnya, hasil riset ini diharapkan dapat memberikan energi baru dan positif bagi kita semua. Kehadiran fandom dapat menjadi sebuah kesempatan dalam membuka peluang pasar, dengan memanfaatkan karakter konsumen pada brand, menuju arah yang lebih baik,” ungkap irfan Ramli selaku CEO Hakuhodo International Indonesia.