Follow Us

Anaknya Meninggal Karena Blackout Challenge, Seorang Ibu Gugat TikTok!

Reinaldy Royani - Minggu, 15 Mei 2022 | 07:33
Platform media sosial TikTok
Flickr

Platform media sosial TikTok

HAI-ONLINE.COM - Seorang ibu asal Pennsylvania menggugat TikTok setelah anak perempuannya yang berusia 10 tahu meninggal dunia akibat mencoba melakukan ‘blackout challenge’ yang dilihatnya di platform media sosial ini.

Menurut gugatannya, pada 7 Desember 2021, Nylah Anderson yang masih berusia 10 tahun mengalami sesak nafas yang mengerikan ketika ia mencoba challenge yang beberapa waktu lalu viral.

Tren ini dianggap menantang user TikTok untuk mencekik dirinya menggunakan sabuk, benang, senar, atau benda serupa sampai pingsan.

Kamis lalu (12/5/2022), sang ibu, Tawainna Anderson mengisi gugatan di Pennsylvania Timur. Ia menggugat TikTok atas beberapa tuduhan antara lain kematian, kelalaian, dan keteledoran.

Baca Juga: Tiktok Jadi Partner Sea Games, Berikut Hal Seru yang Bisa Lo Simak

Terhitung sampai saat ini (14/4/2022), TikTok masih belum merespon gugatan yang dilayangkan ini.

Melansir dari globalnews.ca, ia berujar bahwa putrinya melihat video seorang user yang dianggap mempromosikan ‘blackout challenge’ di laman FYP-nya.

Gugatan yang dilayangkan mengklaim algoritma TikTok telah lalai karena dengan sengaja mendesain tren ini sehingga bisa dikonsumsi oleh anak berusia 10 tahun seperti Nylah Anderson yang meninggal dunia karena ‘blackout challenge’.

Anderson mengklaim bahwa sebuah video di FYP mendiang putrinya membuat dia menggantung dirinya dengan mengikat tali ke lehernya kemudian ditemukan nggak sadarkan diri oleh ibunya. Dan ia menganggap teknik marketing TikTok yang merusak ini membuat putrinya meninggal.

Nylah bukanlah anak pertama yang meninggal karena blackout challenge. Pada April 2021, bocah berusia 12 tahun asal Colorado, Joshua Haileyesus meninggal di kamar mandinya setelah melakukan tren ini.

Menyusul, gadis cilik berusia 10 tahun asal Italia juga meninggal karena penyebab yang sama.

Melansir dari 6abc Philadelphia, Anderson berkata, “Ini saatnya tren-tren berbahaya seperti ini menemui akhirnya, sehingga nggak ada lagi keluarga yang harus mengalami rasa duka yang kami alami setiap hari.”

(*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest