HAI-ONLINE.COM - SOREM merupakan unit black metal yang terbentuk pada tahun 2012, dari Kota Probolinggo, Jawa Timur. Di huni oleh Eitaz sebagai last man standing dari formasi awal sebagai main songwriter dan composer, lalu AwanGore sebagai vokalis, Toto sebagai bassist, dengan posisi drummer yang masih dengan additional player.
SOREM punya pemahaman sendiri atas apapun yang mereka rangkai. Entah itu secara musikalitas, maupun tematik estetika.
Spirit ke-nusantara-an dan eksplorasi elemen etnik, serta pengaruh dari band black metal pertengahan 90-an sebagai kiblatnya, seperti melahirkan gelombang musik baru di skena black metal Indonesia.
Jauh sebelum single terakhir “Mayanetra Yamadipati” ini lahir, SOREM udah memulai rangkaian perjalanannya dengan dirilisnya split album dengan INFESTIS (side project live) di bawah panji Roh Jahat Production pada tahun 2014.
Pada Agustus 2021 lalu, SOREM kembali merilis single berjudul “Mayanetra Yamadipati” yang mana sebelumnya pada 2018 mereka sukses dalam full length album kedua yang bertajuk “Bhairawa” di bawah bendera Sadist Records asal Bali.
Single berjudul “Mayanetra Yamadipati” merupakan bahasa sanskerta sebuah sikap kuno tentang mentalitas pergerakan membunuh dalam senyap, atau bisa juga di artikan sebagai malaikat pencabut nyawa.
Dari segi musikal “Mayanetra Yamadipati” terdengar begitu padat dengan adanya teknikal death metal pada beat drum cepat yang terdengar rumit. Kalo dari sini sih lagu ini nggak kayak lagu black metal pada umumnya, yang mana biasanya cenderung punya tempo yang lebih lambat dan seram.
Single ini dilengkapi dengan riff gitar khas dari black metal, yang uniknya kalo didengar lebih dalem lagi pada part awal (detik 30-an) untuk gitar riff-nya terdapat nada-nada etnik. Ini jadi kesatuan yang pas sih ditambah dengan lirik yang menurut HAI cukup padu dengan warna musiknya.
Baca Juga: Bawa Semangat, Single 'Move The Soul' Milik Grup J01 dari Jepang Trending di YouTube Musik