Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

5 Rekomendasi Film Sci-fi yang Kurang Dikenal Tapi Layak Buat Ditonton

Tanya Audriatika - Rabu, 06 April 2022 | 11:07
Oxygen (2021)
imdb.com

Oxygen (2021)

Hubungan persaudaraan menjadi dasar film dan membantu menambatkan penonton saat segala sesuatunya menjadi semakin aneh.

Gaya keanehannya mirip dengan merek horor H. P. Lovecraft, dan bahkan ada anggukan untuk cerita pendek Lovecraft "The Color Out of Space" (1927).

The Endless adalah bukti bahwa sebuah konsep yang menarik bisa menjadi film yang hebat tanpa bujet yang besar.

Baca Juga: Kenalan sama Master Hamir yang Diperankan Aktor Keturunan Indonesia di Doctor Strange 2

  1. Annihilation (2018)
Ditulis dan disutradarai oleh Alex Garland (yang lebih dikenal dengan filmnya tahun 2014 Ex Machina), Annihilation adalah adaptasi dari novel Jeff VanderMeer dengan judul yang sama.

Film ini mengikuti Lena (Natalie Portman), seorang ahli biologi dan mantan tentara yang bergabung dengan ekspedisi rahasia ke daerah yang tidak diketahui di mana hukum alam berubah. Beberapa tim telah berkelana ke wilayah ini, termasuk suami Lena, tetapi tidak ada yang kembali.

The Verge menggambarkan Annihilation sebagai "film filosofis yang bijaksana, lebih tertarik pada sifat kemanusiaan dan dorongan yang mendorong kita daripada siapa yang hidup atau mati."

Annihilation juga memberikan ketakutan yang mendebarkan, dan visual imajinatif menjadi semakin trippy. Kalo lo suka sedikit horor dalam sci-fi, maka yang ini cocok buat lo.

Baca Juga: Dune Berhasil Bawa Pulang Enam Piala Kemenangan di Oscar 2022

  1. Oxygen (2021)
Alexandre Aja dikenal karena menyutradarai film horor berdarah seperti The Hills Have Eyes (2006) dan Piranha 3D (2010), tetapi film terbarunya, Oxygen, berbeda dari yang lain. Tidak hanya itu, film Prancis pertama Aja alih-alih menampilkan ember penuh darah, film ini menawarkan sensasi sci-fi yang menegangkan.

Cerita dimulai dengan seorang wanita (diperankan oleh Mélanie Lauren) terbangun di ruang kriogenik dan menghadapi dua masalah kritis: dia tidak memiliki ingatan tentang siapa dia atau mengapa dia berada di ruangan itu, dan dia kehabisan oksigen dengan cepat.

Film ini terasa seperti terjadi secara real-time dan berlangsung hampir seluruhnya di satu lokasi, yang berfungsi untuk menarik penonton ke dalam lingkungan klaustrofobia.

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x