HAI-ONLINE.com - Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada (UGM) gandeng IKASASDAYA (Ikatan Alumni Fakultas Sastra dan Budaya) guna menjamin perlindungan kepada mahasiswa selama kegiatan magang.
Melansir dari Kompas.com, hal ini dipaparkan Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada (UGM), Setiadi dalam Webinar Dies Natalis FIB UGM ke-76: Sinergi FIB dan IKASASDAYA, pada Sabtu (12/3/2022), seperti dilansir dari laman UGM.
Baca Juga: Tipu-Tipu Masyarakat, Begini Cara Doni Salmanan Kumpulkan Uang Rp 523M dari Korbannya
“Ketika kita bisa bersinergi dengan alumni yang bekerja di berbagai institusi, negeri maupun swasta, dan lain sebagainya, kita akan lebih kuat. Alumni kita dapat menjaga betul-betul apa yang ingin didapatkan (dari kegiatan magang) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai melalui MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) ini,” ujar Setiadi.
Adapun sinergi ini terjadi lantaran hasil evaluasi magang mahasiswa selama satu semester menunjukkan hal yang kurang memuaskan. Salah satunya karena faktor beban pekerjaan yang melebihi porsi seorang mahasiswa.
Setiadi menambahkan, tujuan sinergi FIB dan IKASASDAYA ini nggak cuman berhenti sampai di situ. Sinergi tersebut juga bertujuan untuk semakin memperbaiki kinerja akademik dan Tridarma perguruan tinggi yang telah dilaksanakan fakultas selama ini.
Alumni akan turut digandeng untuk merumuskan kurikulum di FIB UGM. Semua alumni akan diikutsertakan, baik yang senior maupun junior, baik yang telah bekerja maupun yang masih berjuang mendapatkan pekerjaan.
Baca Juga: Siapkan Kuota 50 Ribu Mahasiswa untuk Magang, Blibli Diganjar Best Mentoring Partner
Hal ini untuk menyinkronisasi muatan pelajaran dengan kebutuhan di lapangan, atau dalam hal ini dunia kerja.
“Kita undang senior maupun yang baru bekerja, yang sudah lulus maupun yang masih berjuang mencari pekerjaan. Kita tanya (pada mereka) apa yang kurang dari kurikulum kita ini, muatan apa yang perlu kita tambahkan sehingga kurikulum ini dapat memberikan bekal kepada lulusan untuk berkompetisi di luar sana (dunia kerja) secara lebih baik,” jelas Setiadi.
Sebelumnya, Program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) telah berjalan lebih dari satu semester. Sejumlah mahasiswa telah melaksanakan kegiatan seperti magang untuk mengisi amanat 20 SKS di luar program studi.
“Magang (mahasiswa MBKM kemarin) ternyata tidak se-ideal yang direncanakan, (di mana) mahasiswa (malah) dibebani pekerjaan yang melebihi porsi seorang mahasiswa yang magang misalnya,” tutup Setiadi.