HAI-online.com - Kayaknya cuma celana jeans saja yang sobek malah nggak masalah dipake.
Coba saja ingat-ingat, kita pasti ilfeel ketika melihat baju teman kita sobek, tetapi malah menganggap keren denim yang sobek di bagian lutut, misalnya.
Suka penasaran nggak sih kenapa jeans sobek malah kita anggap keren?
Erlangga S Negoro, seorang pengamat mode dan penata gaya punya jawabannya.
Menurutnya, tren sobek-sobek atau distressed ini menjamur sejak tahun 1980-an.
“Awalnya memang pada era 80’an dan dipopulerkan sebagaistreet styleoleh grup-gruprhythm and blues(R&B). Grup rock pada tahun ’80-an itu justru (pakainya) kulit,” paparnya dikutip Kompas.com.
Di era itu, masyarakat selalu terpikat dengan segala ngejreng, meletup, banyak warna dan cenderung norak.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Ripped Jeans Brand Lokal Harga di Bawah 300 Ribu
Gaya sobek-sobek ini adalah salah satu cara untuk mendapatkan perhatian.
Tren pun berkembang dan maknanya pun berubah.
Di era tahun ’90-an, kaum grunge dan punk yang suka dengan pakaian kasual menunjukkan sikap anti-fashion dengan memakai busana yang seadanya bahkan yang robek-robek.
“Nah, grupbandNirvana dan Green Day pakai celana jeans sobek-sobek karena merekaanti-fashion. Jadi, mereka konser tapi nggak mau kelihatan heboh, ‘Pokoknya gue maunya kelihatan sama kayak penonton gue yangcomfortaja’,” lanjut Erlangga.