“Saat ini kita memiliki jalur pelaporan yang sudah terhubung dengan pihak-pihak yang bisa memberikan bantuan ketika kekerasan terjadi,” ungkap Defia dalam rilis. “Diam bukan pilihan karena diam adalah pengkhianatan,” tambah Chelsea dan Defia.
Baca Juga: Jangan Lepas Masker, WHO Singgung Rasa Aman Palsu dari Over Pede Vaksinasi
Adapununtuk menekan kasus kekerasan terhadap perempuan, UNDP Indonesia melalui Project RESTORE telah mendukung pihak-pihak yang terkait dalam lingkaran pelaporan dan penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan.
Secara nasional, UNDP Indonesia bekerja sama dengan pihak kepolisan, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), dan beberapa rumah sakit rujukan dalam memperbaiki prosedur pelaporan dan penanganan kasus yang semakin terintegrasi dan berpihak pada pelapor dan korban.
Di Provinsi DKI Jakarta, UNDP Indonesia membantu penguatan lembaga rujukan yang menangani kasus kekerasan terhadap perempuan, salah satunya melalui jalur pelaporan Pos SAPA (Sahabat Perempuan dan Anak).
Pos SAPA merupakan perpanjangan dari Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DPPAPP) DKI Jakarta dan P2TP2A.
Baca Juga: Repaint Indonesia x Kompas Gramedia Ajak 7 Seniman Bikin Mural Tentang Indonesia Baru di Gedung KG
Pos SAPA telah terintegrasi dengan fasilitas publik seperti fasilitas transportasi di TransJakarta dan MRT; serta fasilitas pendidikan tinggi, yaitu universitas dan fasilitas komunitas di RPTRA.
Jika kalian melihat atau mengalami kekerasan, hubungi nomor kontak 081317617622/Jakarta Siaga 112 (DKI Jakarta), atau Call Center SAPA (Sahabat Perempuan dan Anak) 129 / Whatsapp 0811112129 (Nasional). (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Chelsea Islan Kampanyekan Antikekerasan terhadap Perempuan"