Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Jadi Sampul Terbeken National Geographic, Begini Nasib Gadis 'Afghan' Bermata Hijau

Bagas Rahadian - Jumat, 26 November 2021 | 15:05
sharbat gula
national geographic indonesia

sharbat gula

HAI-Online.com - Sharbat Gula, gadis Afghanistan bermata hijau yang wajahnya terpampang di sampul majalah National Geographic di tahun 1985, kini telah dievakuasi ke Italia.

Kabar terbaru terkait Sharbat Gula tersebut disampaikan oleh Pemerintah Italia pada Kamis (25/11/2021).

"Warga Afghanistan Sharbat Gula sudah tiba di Roma," katanya seperti dikutip NDTV, tanpa menyebutkan tanggal Sharbat Gula tiba di ibukota Italia itu.

Roma mengatakan, mereka menanggapi permohonan dari organisasi nirlaba yang bekerja di Afghanistan untuk membantunya meninggalkan negara yang dikuasai Taliban tersebut.

Sharbat Gula adalah pengungsi Afghanistan paling terkenal, setelah fotografer Amerika Serikat (AS) Steve McCurry memotretnya di sebuah kamp di Pakistan pada 1980-an, yang kemudian diterbitkan di sampul depan majalah National Geographic.

Sharbat Gula bercerita, dia kali pertama tiba di Pakistan sebagai anak yatim piatu sekitar empat atau lima tahun setelah invasi Soviet 1979, sebagai satu dari jutaan warga Afghanistan yang mencari perlindungan di perbatasan saat itu.

Baca Juga: Jay-Z Jadi Musisi dengan Perolehan Nominasi Grammy Terbanyak Sepanjang Masa

Dia dideportasi kembali ke Afghanistan pada 2016 setelah ditangkap karena tinggal di Pakistan dengan dokumen identitas palsu.

Pada awal September, Roma mengumumkan telah mengevakuasi hampir 5.000 warga Afghanistan dari negara tersebut setelah Taliban merebut kekuasaan pada Agustus.

Italia awal bulan ini mengatakan, sudah memberikan kewarganegaraan kepada kepala jaksa wanita pertama Afghanistan, Maria Bashir, setelah dia mendarat di "Negeri Piza" pada 9 September.

Baca Juga: Inilah 5 Hewan Paling Lambat di Dunia, Ada yang Jalannya Cuma 0,03 Km per Hari!

Italia adalah salah satu dari lima negara yang paling terlibat dengan misi NATO yang dipimpin AS di Afghanistan, bersama Jerman, Inggris, dan Turki. (*)

Editor : Hai

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x