Follow Us

5 Hal yang Bikin Orang Malas Konsultasi ke Psikolog, Salah Satunya karena Stigma Sosial

Hanif Pandu Setiawan - Senin, 02 Agustus 2021 | 19:15
Jangan sepelein gangguan mental lho, sob. Jangan ragu buat berkonsultasi ke profesional.
Pixabay

Jangan sepelein gangguan mental lho, sob. Jangan ragu buat berkonsultasi ke profesional.

"Begitu juga dengan kesehatan mental diperlukan treatment yang tepat untuk menjaga kesehatannya," ujar psikolog dari aplikasi konseling online Riliv, Della Nova Nusantara, M.Psi dalam keterangan tertulis yang diterima HAI pada Senin (2/8/2021).

Meski mulai berkurang di kalangan milenial dan Gen Z, stigma sosial masih dapat ditemukan, karena melepaskan pemikiran kolektif yang telah tertanam sejak lama itu bukan merupakan hal yang mudah.

2. Kurangnya pemahaman kesehatan mental

Anggapan bahwa gangguan mental itu tabu menandakan kesadaran orang Indonesia yang masih rendah tentang kesehatan mental.

Biasanya, hal ini ditunjukkan dengan orang-orang yang menyepelekan gangguan mental, karena nggak bisa dilihat secara gamblang layaknya penyakit fisik.

Kenyataannya, penyakit mental dan fisik sama-sama menimbulkan rasa sakit kepada penderitanya. Bahkan, dalam beberapa kasus, penyakit mental lebih mungkin untuk mengancam nyawa seseorang.

Baca Juga: Benarkan Generasi Milenial Rentan Stres? Ini Kata Psikiater UNAIR

3. Ketakutan tersendiri

Bagi beberapa orang, pergi ke psikolog adalah keputusan yang besar. Muncul pertanyaan-pertanyaan seperti, “Apa aku terlalu berlebihan, ya?” dan “Bagaimana kalau psikolog-nya nggak membantuku?”

Ketika kalian mulai meragukan dirimu dengan melontarkan pertanyaan seperti itu, yakinlah bahwa mencoba untuk pergi ke psikolog itu lebih baik daripada nggak sama sekali.

Menemukan psikolog yang cocok memang butuh waktu, tetapi senggaknya kamu akan berada selangkah lebih dekat dengan mengetahui apa yang terjadi dalam dirimu agar dapat membaik.

4. Minimnya akses psikolog

Menurut Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK), jumlah psikolog klinis yang ada saat ini adalah 3.232. Jumlah ini bisa dibilang sedikit apabila dibandingkan dengan Amerika Serikat yang memiliki 106,500 psikolog. Apalagi jumlah tersebut terpusat di Pulau Jawa.

Aplikasi konseling psikologi online seperti Riliv dan lainnya bisa membantu masyarakat untuk mengakses layanan psikologi tanpa harus keluar rumah.

Mulai dari Sabang hingga Merauke bisa mendapatkan psikolog dari seluruh Indonesia melalui satu aplikasi yang sama.

Editor : Hai

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest