"Kita ngggak mau bikin diri sendiri stress, ribet dengan melarang gadget, kayaknya nggak masuk akal (dilakukan). Tapi gadget itu kita gunakan sebagai salah satu cara untuk menghabiskan waktu bersama. Di tablet mislanya ada mainan edukasi, Zalina mainnya sambil didampingi, jadi tetap ada interaksi," jelasnya lagi.
Sama halnya dengan nggak ribet soal gadget, Raisa dan Hamish juga termasuk yang nggak mau seribet itu mengurus antrean vaksin.
Baca Juga: Ngejek Vaksin Sampai Mati, Cowok Muda Ini Pun Meninggal Karena Covid-19
Untuk melindungi kesejayan Zalina yang masih belum bisa mendapat vaksin Covid-19 karena di bawah umur 12 tahun, Raisa dan Hamis memilih pelayanan vaksin yang mudah untum menyegerakan perlindungan.
"Yaya sudah duluan vaksin COVID. Saya vaksin pertama Mei kemarin, dan bulan depan vaksin kedua. Banyak orang berpikir, vaksinasi COVID itu ribet, padahal gampang banget. Bisa via aplikasi GoodDoctor, nanti akan diarahkan. Segampang itu," kata Hamish mendatangkan tim kesejatannya ke rumah langsung tanpa mengantre.
Sebelas dua belas, Raisa yang sudah vaksin lewat aplikasi merasakan betul kenyamanannya.
"Menurutku, cara paling baik untuk menjaga kesehatan anak, kitanya sendiri harus sehat secara mental dan fisik. Karena kesehatan kita juga akan berpengruh terhadap kesehatan mental dan fisik anak," kata Yaya.
Tak hanya soal vaksin, untuk memastikan tumbuh kembang Zalina, keduanya pun kerap berkonsultasi dengan dokter lewat layanan telemedicine.
“Aku dan Hamish selalu berkonsultasi dengan dokter anak atau dokter gizi untuk memastikan tumbuh kembang anak berjalan baik selama pandemi. Melalui aplikasi Good Doctor, berkonsultasi dengan para dokter menjadi mudah,” ujarnya lagi. (*)