Follow Us

Ahli Desak Penggunaan Tes GeNoSe Dihentikan Dulu, Apa Alasannya?

Hanif Pandu Setiawan - Selasa, 22 Juni 2021 | 19:05
Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menciptakan inovasi sebuah alat pendeteksi pasien positif Covid-19 melalui hembusan napas bernama GeNose.
ugm.ac.id

Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menciptakan inovasi sebuah alat pendeteksi pasien positif Covid-19 melalui hembusan napas bernama GeNose.

HAI-Online.com – Ahli biologi molekuler Ahmad Utomo meminta pemerintah untuk menghentikan sementara penggunaan alat tes Covid-19 buatan Universitas Gadjah Mada (UGM), GeNoSe.

Seperti kita tahu, sejak 1 April 2021, GeNoSe bisa menjadi syarat perjalanan di semua moda transportasi, selain antigen dan PCR.

Baca Juga: Lanjutkan Suntik AstraZeneca, Vaksin Ini Terbukti Efektif untuk Covid-19 dan Dua Varian Barunya

Penggunaan GeNose berdasarkan Surat Edaran (SE) Nomor 12 Tahun 2021 tentang Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri dalam Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Nah terkait penghentian GeNoSe ini, Utomo mengatakan hal ini dilakukan karena hasil validasi eksternal dari kampus merdeka belum juga muncul.

Validasi eksternal sebelumnya direncanakan secara independen oleh tim peneliti dari institusi non-UGM dan berlangsung hingga April 2021.

"Ini sudah Juni, sejak Februari belum ada hasilnya. Ini kampus kita benar-benar merdeka ndak untuk melaporkan hasilnya," kata Utomo kepada Kompas.com, Senin (21/6/2021).

Baca Juga: Polisi Larang Warga Jakarta Berolahraga di Luar Rumah, Cek Dulu Faktanya Ternyata Boleh Asal....

Padahal, GeNoSe digunakan sebagai alat verifikasi perjalanan waktu mudik.

Di media sosial, sejumlah warganet membagikan testimoni para calon penumpang moda transportasi yang menggunakan tes GeNose demi mendapatkan hasil negatif Covid-19.

Ada yang mengaku positif Covid-19 saat swab antigen, dan memilih menggunakan GeNose untuk melakukan perjalanan karena hasil tes menunjukkan sebaliknya.

Utomo menduga, ledakan kasus Covid-19 yang terjadi belakangan akibat dari penularan orang yang bepergian.

Editor : Hai

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest