HAI-ONLINE.COM - November 2015 kemarin adalah bulan yang mendebarkan bagi Vincent Sebastian. Gimana nggak, mahasiswa angkatan 2013 jurusan Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung ini mendapat panggilan interview dari Google Headquarter di California sana. Lamaran yang ia ajukan untuk menjadi mahasiswa magang dilirik!
Setelah itu, proses perekrutan pun dijalani oleh Vincent. Proses cukup menantang itu dilalui Vincent dalam dua bulan. Dua interview di minggu pertama November, dua lagi di minggu kedua. Dan empat sisanya di bulan Desember.
“Saya diinterview sebanyak delapan kali lewat Google Hangout. Tiap interview saya ketemu sama satu engineer Google yang berbeda-beda,” cerita Vincent saat HAI hubungi lewat telpon, 2016 lalu.
Baca Juga: Pengen Kuliah di ITS tapi Nggak Sempet Ikut SNMPTN dan SBMPTN? Masih Ada Jalur SKMP Nih!
Dites Coding lewat Google Hangout!
Ya, walau magang, pelamar dituntut untuk jago banget coding, paham bahasa pemograman, dan tahu banyak soal konstuksi kode fitur-fitur milik Google.
“Saya ditanya gimana caranya bikin Google Translate dan google Docs. Saya diminta menjelaskan gimana cara menyimpan database-nya, pakai MySql, Nosql, atau Memcahed; serta bagaimana cara meningkatkan performa,” ujar cowok lulusan SMA Penabur Gading Serpong, Tangerang ini.
Untuk soal Google Docs, Vincent ditanya elemen-elemen apa saja yang membangun Google Docs jika di-breakdown serta dikasih kasus yang mesti ia tahu penyelesaiannya.
“Google Docs itu kan harus bisa diedit banyak orang sekaligus, saya ditanya bagaimana caranya,” tambah Vincent.
Selain interview, Vincent juga dites coding, bro! “Iya, gue disuruh coding gitu lewat Google Hangout, mereka ngeliat langsung. Coding-nya seputar binary tree gitu, deh.”
Satu kali sesi interview menghabiskan waktu 45-60 menit.
Mahasiswa Kampus Indonesia Pertama Yang Magang di Google
Sebulan setelah rangkaian tes tersebut, tepatnya pada 3 Februari 2016 kemarin, Vincent mendapat email yang mengejutkan.
“Jam tiga subuh saya terbangun karena ada email dari Google. Ternyata saya keterima. Senang banget rasanya, saya pun langsung membalas email tersebut,” kenang Vincent.
Vincent akan magang di Google Headquarter di Mountain View, California pada 31 Mei hingga 2 September 2016.
“Saya akan magang di bagian Machine Learning dan Arfiticial Intelegence Data Platform. Nanti saya akan ikut mengurusi Google Translate dan Youtube di bagian recommendation video-nya,” kata cowok berkacamata ini.
Selama masa tiga bulan magang itu Vincent akan mendapat upah yang besar. Jumlahnya, dirahasiakan Vincent. Tapi, kira-kira cukup deh untuk jadi modal bikin start up sepulang dari sana.
Mahasiswa Langganan Bolos demi Kejar Pengalaman.
Vincent cerita, selama kuliah dia sering banget mangkir. Bahkan, Vincent punya jadwalnya sendiri untuk bolos. “Seminggu terakhir di semester pasti bolos, dan 2-3 Minggu di awal semester. Hehehe,” katanya.
Tapi, bolosnya itu bukan untuk foya-foya, melainkan demi memperbanyak pengalaman coding-nya. “Saya dari semester awal emang udah suka magang di perusahaan. Sejauh ini aja udah empat kali magang. Sempat pernah diterima magang di perusahaan di Singapura, tapi ada CEO perusahaan di sini yang memanggil saya, jadi milih magang di sini,” kata cowok yang sekarang ini magang di start up Qerja.com ini.
“Pengalaman magang itu, dan passion saya di coding, itu lah yang jadi modal utama ketika melamar ke Google,” kata cowok yang IPK-nya nggak sampai 3 ini.
Demi membantu mempersiapkan diri, Vincent pun aktif di komunitas Indo2SV yang jadi wadahnya orang indonesia yang ngebet banget pengen mencicip pengalaman kerja di Silicon Valley.
Tertarik mencoba juga? Google selalu membuka lowongannya, kok. Kunjungi saja halaman Google Carrier for Student ini. Siap-siap, saingannya jutaan mahasiswa, bro! (Rizki Ramadan)