CRP sendiri, Copeland menambahkan, adalah salah sat tanda stres pada tubuh dan pertanda masalah kesehatan di masa mendatang.
Para peneliti kemudianmengetahui bahwatingkat CRP pada semua peserta meningkat seiring bertambahnya usia mereka. Tetapi mereka yang pernah ditindas memiliki tingkat kenaikan tertinggi, dan mantan penindas memiliki tingkat terendah.
Catherine Bradshaw, wakil direktur Johns Hopkins Center for the Prevention of Youth Violence di Baltimore, Maryland, memperingatkan agar nggak terlalu menafsirkan tingkat CRP yang lebih rendah pada para pelaku bullying sebagai sesuatu yang baik dan sehat.
"Dan bahkan jika temuan Duke University itu adalah bukti bahwa menjadi penindas mungkin baik, itu nggak boleh dibaca sebagai izin untuk menindas," ujarBradshaw.
"Ada studi-studi lain yang terdokumentasi dengan baik, baik jangka pendek maupun jangka panjang, yang menunjukkan bahwa anak-anak yang terlibat dalam penindasan cenderung akan membuat masalah-masalah lainnya,"lanjutdia.
"Misalnya, anak-anak pelaku intimidasi lebih cenderung menjadi anggota geng, membawa senjata, dan membolos," sambungnya.
Baca Juga: Kebalikan dari Insomnia, Penyakit Ini Malah Bikin Lo Ngantuk Melulu
Nah tuh, jangan sampai sepelein lagi tindakan bullying di kelas ya, sob. (*)