HAI-Online.com – Sunat, khitan atau sirkumsisi bagi cowok dewasa memang masih terbilang kontroversi.
Selain karena faktor kepercayaan, beberapa cowok masih menolak melakukan pemotongan kulit yang menutupi kepala penisnya lantaran ogah menanggung rasa sakit yang harus dirasakan selama 3-4 minggu paska sunatan.
Padahal, sejumlah metode sirkumsisi mulai dari konvensional, laser atau electric couter, dan klamp bisa menjadi prosedur pilihan ketika cowok dewasa mau dikhitan.
Baca Juga: Cowok Bisa Mengalami 4 Jenis Ereksi Wajar, Tapi yang Terakhir Nggak Enak Deh!
"Kini teknologi sirkumsisi semakin lebih baik, ada banyak rumah sunat yang memberikan layanan tersebut, yang paling penting membuat pasien tidak pemdarahan," terang Prof. Andi Asadul Islam, Ketua PP Ikatan Ahli Bedah Indonesia (IKABI) dalam acara webinar FJO, Kamis (8/4/21) lalu.Namun, keputusan penggunaan metode khitan kembali lagi pada pasien. Prof Andi menjelaskan, ada manffat yang aka dipetik selepas sunat, namun ada risiko pendarahan juga saat melakukan khitan.
"Berbeda dengan khitan konvemsional dan laser, metode klamp di mana prosedur dilakukan tanpa jahitan dan menggunakan semacam alat penjepit. Lagipula, jika menggunakan klamp diameter penis maksimal yang dikhitan yakni 3,4 cm," jelasnya.
Praktisi kesehatan seksual dr Boyke Dian Nugraha SpOG MARS menjelaskan sejumlah dampak positif sunat. Khususnya sunat bagi orang dewasa.
"Ada tiga maanfaat utama, bukan cuma untuk estetika, tapinlebih penting adalah untuk kesehatan dan religius bagi umat yahudi dan islam," katanya di acara yang sama.
Nah, manfaat pertama sila estetika, ternyata dirasakan langsung oleh Youtuber asal Jepang, Genki Sadamatsu. Dia melakukan sunat pada usianya 27 tahun.
Meski bukan seorang muslim, namun Genki sadar sunat itu penting dilakukan. Sebagian orang Jepang pun melakukannya, tapi hanya sedikit yang menyediakan jasa sirkumsisi.
"Ada orang Jepang yang sunat tapi tidak banyak, saya mau juga karena bagus untuk pasangan saya," kata dia.
Baca Juga: Tertarik Belajar Hal Baru? Nih Cobain 7 Bahasa Tersulit di Dunia