Pertama, struktur yang ditemukan berbentuk segmen tabung kulit dengan diameter 3-5 meter yang di salah satu sisinya tergambar bendera Tiongkok serta logo China National Space Agency (CNSA) yang tampak sedikit terbakar.
Segmen kulit tabung tersebut masih tampak berwarna putih dengan sedikit bekas terbakar di beberapa bagian.
Gambar foto diperoleh dari aparat (POLRI dan TNI) setempat. Indikasi tersebut disertai analisis orbit yang disebutkan sebelumnya mengarah pada dugaan bahwa benda yang ditemukan merupakan bagian luar roket Chang Zheng 3B yang diluncurkan tanggal 4 November 2019 yang lalu.
Meski demikian, dugaan tersebut bisa saja keliru. Sebab, benda yang mengalami reentry akan mengalami gesekan dengan atmosfer hingga memanas dan terbakar.
Diketahui, sebagian besar benda akan terbakar atau setidaknya akan tampak hangus ketika mencapai permukaan Bumi. Hanya benda dengan material ekstra kuat yang dapat bertahan dan menyisakan bagian yang mencapai permukaan Bumi.
Baca Juga: Hiii! Jamur Ini Bisa Ubah Lalat Jadi Zombie dan Punya Perut yang Lubang
Proses reentry juga dapat disertai ledakan yang akan mencerai-beraikan roket. Selubung luar roket dapat terkoyak tak beraturan.
Pemikiran ini membuat kesimpulan bahwa benda yang jatuh di Kotawaringan Barat merupakan bekas roket CZ-3B menjadinggak sepenuhnya meyakinkan.
“Bila memang temuan tersebut merupakan bagian luar dari roket CZ-3B, maka potensi bahaya radiasi dari zat radioaktif terbilang kecil. Zat radioaktif biasa digunakan dalam sistem pembangkitan daya di satelit, salah satunya berupaRadioactive Thermoelectric Generator(RTG),” tegasLAPAN.
Hingga saat ini, belum ada indikasi bahwa benda yang ditemukan merupakan bagian dari RTG dengan potensi bahaya radiasi. Meski demikian, prinsip pencegahan perlu diterapkan yakni dengan menangani benda temuan dengan hati-hati dengan menghindari kontak langsung dalam waktu yang lama. (*)
Penulis: Hanif Pandu