HAI Online.com - Istilah demam panggung pastinya nggak asing untuk banyak orang. Atau bahkan, lo meruakan orang yang pernah sering mengalaminya.
Dalam dunia medis, istilah demam panggung disebut dengan kecemasan sosial (Social anxiety) atau juga fobia sosial.
Melansir dari Kompas.com, Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa dari Omni Hospital Alam Sutera Tangerang, dr Andri SpKJ FACLP mengatakan, demam panggung menjadi umum dirasakan oleh sebagian orang, bahkan dalam kondisi buruknya sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental.
"Kecemasan sosial adalah kondisi ketika seseorang merasa cemas dan takut ketika harus bersoalisasi dan berinteraksi dengan orang lain atau pun yang dikenal," kata Andri.
Sehingga, kalau lo merasa selalu khawatir, gelisah, sakit fisik, bahkan takut saat berhadapan dan berbincang dengan lawan bicara, itu pertanda Anda mengalami gangguan kecemasan sosial.
Gejala kecemasan sosial, menurut Andri, ditandai dengan timbulnya beberapa kondisi, baik secara fisik maupun psikis.
Di antaranya sebagai berikut:
- Benjolan di tenggorakan
- Berkeringat
- Tubuh gemetar
- Jantung kerap berdebar kencang
- Ketegangan otot
- Nyeri
- Mual
- Pusing
- Rasa cemas dan gugup berlebihan
- Perasaan ingin melarikan diri
- Dirundung perasaan bersalah
- Selalu ingin menghindar ketika harus tampi di depan umum
- Selalu menghindar ketika harus menjadi pusat perhatian
- Menghindari bertatap mata dengan lawan bicara
- Berdiam diri dan bersembunyi untuk menghindari orang lain - Mengalami kekhawatiran dalam waktu yang lama
- Selalu butuh ditemani ketika bepergian
Untuk diketahui, kondisi psikosomatik adalah adanya keluhan fisik yang timbul atau dipengaruhi oleh pikiran atau emosi, bukan oleh alasan fisik, seperti luka atau infeksi.
Penyebab Kecemasan Sosial
Andri menyebutkan, penyebab kecemasan sosial itu beragam, di antaranya sebagai berikut:- Rasa tidak percaya terhadap diri sendiri
- Kurang istirahat
- Faktor keturunan
- Menyangkal rasa cemas
- Tidak makan
- Menghindari interaksi sosial
- Terlalu banyak konsumsi kafein
- Terlalu banyak melihat sosial media
- Terlalu banyak membca berita buruk
- Rasa bersalah atau malu terhadap sesuatu
- Trauma kejadian masa lalu, termasuk perundungan